Kenapa Rusia akan Pelit dan Sulit Menjual Iskander
Iskander-M

Kenapa Rusia akan Pelit dan Sulit Menjual Iskander

Pekan lalu, pejabat Rusia mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima beberapa permintaan dari sejumlah negara yang tertarik untuk membeli sistem rudal balistik jarak jauh Iskander. Tetapi ini tidak akan mudah. Bukan saja karena Rusia sangat menjaga senjata ini, tetapi menjual ke negara lain juga akan penuh dengan tekanan hingga sangat sulit.

Pengamat militer Andrei Frolov dan Vladimir Shvarev mengatakan meskipun memiliki minat yang kuat terhadap senjata tersebut, Moskow tidak akan menyerahkan senjata tersebut kepada siapapun saja. Mengapa?

Pada Rabu, Dmitri Shugaev, Kepala Dinas Federal untuk Kerjasama Teknik Militer Rusia, memastikan bahwa beberapa negara telah menunjukkan ketertarikan untuk membeli sistem SRBM Iskander.

“Saya bisa memastikan bahwa ada aplikasi, tapi terlalu dini untuk membicarakannya,” kata Shugaev, saat berbicara di sebuah konferensi pers mengenai hasil pameran senjata ARMY-2017, yang baru-baru ini igelar di luar Moskow.

“Tentu, penempatan Iskander di Angkatan Bersenjata Rusia  membuat ada pihak menganggap kita sebagai lawan mereka. Ini berkaitan dengan fakta bahwa kita memiliki senjata yang sangat berbahaya, tidak diragukan lagi, dan menarik perhatian rekan asing kita,”  pejabat tersebut menambahkan.

Pada saat yang sama, Shugaev mengatakan bahwa Moskow mematuhi proses “penyaringan” selektif, yang terkait dengan kewajiban internasionalnya, tentang negara mana yang berhak membeli sistem rudal tersebut.

Iskander-M adalah salah satu senjata presisi tinggi terbaru Rusia yang mulai digunakan militer Rusia yang dimulai pada tahun 2006. Rudal supersonik berkemampuan nuklir mampu menghantam target pada jarak 415-500km, dapat menargetkan secara independen dalam hitungan detik, dan sepenuhnya dikendalikan sepanjang jalur penerbangan mereka. Militer Rusia berencana untuk melengkapi semua unit rudal Angkatan Darat dengan Iskander-M pada tahun 2020.

Salah satu keunggulan utama sistem ini adalah kemampuan rudalnya untuk melakukan manuver mengelak di tahap penerbangan dan melepaskan umpan, yang memungkinkannya menembus jaringan pertahanan udara dan rudal musuh yang ketat.

Kabar mengenai kemungkinan penjualan sistem rudal di luar negeri dimulai pada tahun 2015, ketika pejabat Rosoboronexport mengatakan bahwa negosiasi sedang dilakukan mengenai penjualan Iskander-E yang merupakan versi ekspor dari senjata ini.

Iskander-E dikabarkan hanya memiliki kisaran antara 50-280 km. Senjata tersebut sedang dinegosiasikan dengan Saudi Arab.  Namun CEO Rostec Corporation Sergei Chemezov kemudian membantah bahwa perundingan semacam itu sedang berlangsung. Pada bulan Juni 2016, Chemezov mengatakan bahwa ekspor Iskander benar-benar dilarang.

Namun, beberapa bulan kemudian, sistem Iskander terlihat selama parade Hari Kemerdekaan di Yerevan, Armenia, sekutu Rusia dalam aliansi Organisasi Keamanan Bersama (CSTO).

Mengingat ucapan Shugaev, dan kebingungan seputar status ekspor Iskander, media online Svobodnaya Pressa Rusia beralih ke para ahli untuk mendapatkan kejelasan.

NEXT: ADA YANG MEMBELI ADA YANG MEMBENCI