China tampaknya telah menempatkan empat pesawat anti-kapal selam (ASW) tercanggih mereka, Y-8Q, di Pulau Hainan yang merupakan wilayah selatan. Di tempat ini China menempatkan kapal perang dan pesawat yang beroperasi di seluruh Laut Cina Selatan.
Versi ASW dari Y-8 ini pertama kali terlihat di udara dalam pengujian pada tahun 2010. Pada tahun 2013 diidentifikasi sebagai Y-8X (juga dikenal sebagai Gaoxin-6). Model yang lebih maju, Y-8J terlihat sedang diuji oleh Armada Utara seperti model sebelumnya.
Pada tahun 2015 Y-8Q pertama kali terlihat. Penampakan terbaru, pada bulan Mei 2017 menunjukkan pertama kalinya pesawat tersebut terlihat di selatan dan yang keempat terlihat di Hainan muncul. Nomor ekor mereka menunjukkan bahwa pesawat tersebut menjadi bagian dari Armada Selatan.
Y-8Q adalah upaya China untuk menandingi pesawat patroli maritim dan pesawat anti-kapal selam P-3C Amerika. Kedua pesawat tersebut memiliki bentuk dan peralatan yang mirip. Namun belum belum jelas seberapa dekat kemampuan Y-8Q dengan P-3C.
Penerbangan pertama dari Gaoxin-6 berlangsung pada tahun 2012, dan rupanya desain terus dikembangkan.
China terhitung baru bermain di wilayah ini dibandingkan Amerika yang telah menggunakan pesawat anti-kapal selam sejak tahun 1950an. Meski upaya spionase China mungkin telah mendapatkan rincian peralatan pesawat anti-kapal selam Amerika, tetapi mereka tetap akan kalah dalam hal pengalaman misi pesawat.
Y-8Q adalah pesawat turboprop empat mesin dengan berat 61 ton, memiliki lebar sayap 38 meter dan kecepatan jelajah 660 kilometer per jam. Y-8 didasarkan pada An-12 Rusia. Ada juga versi yang lebih besar, yakni Y-9 seberat 77 ton, yang diyakini merupakan upaya Cina untuk membangun pesawat terbang dengan karakteristik serupa dengan C-130J Amerika, dan versi ini juga dapat digunakan untuk misi ASW.

Sedangkan P-3 Amerika didasarkan pada pesawat sipil Electra yang pertama kali terbang pada tahun 1954. Hanya 170 Electra yang dibangun tapi P-3 dibangun hampir empat kali lipatnya. Beberapa Electra dan lebih dari 200 P-3 masih dalam pelayanan.
Saat ini ada sekitar 200 pesawat anti kapal selam P-8, P-3 dan pesawat yang lebih kecil beroperasi di Pasifik barat, di luar beberapa pesawat ASW China dan Rusia yang sebagian besar dioperasikan oleh negara-negara yang tidak memiliki hubungan baik dengan China.
Sampai Y-8Q muncul dalam jumlah besar, China akan berada pada posisi yang kurang menguntungkan di wilayah ini. Kapal selam China berada dalam pengawasan konstan oleh pesawat anti-kapal selam mereka sementara China masih memiliki platform terbatas. China bahkan hanya memiliki sedikit helikopter yang dilengkapi dengan kemampuan anti-kapal selam.
P-3 memiliki lebar sayap 32,5 meter dan bisa bertahan di udara sekitar 10 per sortie. Kecepatan 590 kilometer per jam dan seperti P-3C, Y-8Q membawa radar dan sensor lainnya, serta beberapa ton sonobuoy, bom kedalaman dan torpedo.
P-3C digantikan oleh P-8 Poseidon, yang mulai beroperasi pada tahun 2013 dan didasarkan pada pesawat Boeing 737 yang banyak digunakan. Berbeda dengan P-3 yang menggunakan empat mesin turboprop, P-8A adalah pesawat dengan dua mesin jet.
P-8A memiliki luas lantai 23 persen lebih banyak daripada P-3 dan juga lebih dalam rentang sayap yan mencapai 38 meter. Pesawat memiliki bobot 83 ton. Sebagian besar karakteristik lainnya sama. Keduanya bisa bertahan di udara sekitar 10 jam per sortie. Kecepatan P-8A adalah 910 kilometer per jam yang berarti lebih cepat dibandingkan P-3 yang hanya 590 km per jam.
Hal ini memungkinkan P-8A untuk sampai ke area patroli lebih cepat, yang merupakan keuntungan besar saat mengejar kapal selam. Namun, P-3 bisa membawa lebih banyak senjata (9 ton berbanding 5.6).
Baca juga: