Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kematian ratusan orang Rohingya di Myanmar selama seminggu terakhir merupakan genosida yang ditujukan untuk komunitas muslim di wilayah tersebut.
Hampir 400 orang tewas dalam pertempuran yang telah mengguncang Myanmar barat laut selama seminggu dan telah menjadi tindak kekerasan paling mematikan yang dialami minoritas Muslim Rohingya di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa.
“Ada genosida di sana, mereka tetap diam terhadap ini . Semua orang yang berpaling dari genosida yang dilakukan di bawah tabir demokrasi juga merupakan bagian dari pembantaian ini,” kata Erdogan pada perayaan Idul Fitri Idul Adha di Istanbul Jumat 1 September 2017.
Erdogan, yang berakar pada politik Islam, telah lama berupaya untuk mengambil posisi kepemimpinan di antara komunitas muslim dunia. Dia mengatakan bahwa tanggung jawab moral Turki untuk menentang kejadian di Myanmar.
Sekitar 38.000 orang Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar, sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, seminggu setelah gerilyawan Rohingya menyerang pos polisi dan sebuah pangkalan militer di negara bagian Rakhine, memicu bentrokan dan serangan balasan militer. Rohingya melawan setelah puluhan tahun ditindas tanpa ada yang mau membela dan melindungi.
Erdogan mengatakan bahwa isu tersebut akan dibahas secara rinci saat para pemimpin dunia berkumpul untuk Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 12 September di New York.
Baca juga: