Seperti sebuah skenario besar, industri film, televisi dan video-game serta kebanyakan orang yang mengasosiasikan AK-47 dengan teroris, kartel obat terlarang dan pemberontak.
Awalnya dibangun untuk Angkatan Darat Soviet dan sebagai alat untuk menyebarkan komunisme ke seluruh dunia, sekarang ada lebih dari 75 juta Kalashnikov berbagai beredar, diproduksi oleh hampir seratus negara. Senapan mudah diproduksi, mudah digunakan dan dapat diandalkan, yang membuatnya sangat efektif.
AK juga telah hadir pada konflik yang tak terhitung jumlahnya di hampir setiap benua. Cerita tentang senjata ini adalah salah satu utilitas medan perang, kejenuhan pasar dan pengiriman senjata yang tidak disengaja.
Untuk memahami bagaimana AK menjadi sepenting itu, orang harus meninjau kembali konteks di mana ia dirancang. Mikhail Kalashnikov menggabungkan pelajaran yang dipetik dari Perang Dunia II dalam menciptakan senapan ini.
Selama perang, Soviet menemukan bahwa kartrid perantara akan ideal untuk pasukan garis depan. Tidak seperti putaran kaliber besar yang umum pada periode tersebut, kaliber berukuran menengah akan lebih mudah ditembakkan secara beruntun, lebih ringan dan memungkinkan pasukan membawa amunisi dalam jumlah banyak.
Jerman mengembangkan model mereka sendiri, Kurz 7.92mm, menjadi sebuah senapan yang disebut Maschinekarabiner 42, yang pada akhirnya akan berevolusi menjadi StG44 (Sturmgewehr). Senjata ini memiliki tingkat tembakan yang sangat tinggi, putaran yang lebih besar daripada senapan mesin ringan, namun lebih ringan.
StG44 sangat kontras dengan senjata yang digunakan oleh Soviet dalam perang, terutama senapan mesin ringan PPSh (tingkat tembakan yang tinggi, tapi kaliber pistol) dan Mosin-Nagant (kaliber besar, tapi bolt action).
Melihat kegunaan dalam desain Jerman, Soviet berusaha membuat versi senapan ini sendiri. Hasil akhirnya, AK-47 yang memungkinkan Soviet untuk menjembatani kesenjangan kemampuan antara senjata yang berbeda yang paling sering mereka gunakan selama perang.
Soviet juga menginginkan senjata api yang kasar, mudah diproduksi dan murah. Kondisi lapangan di Front Timur Perang Dunia II sangat brutal dan membutuhkan senjata yang sangat kuat.
Kalashnikov merancang senapannya untuk menangani kotoran, debu dan lumpur dengan memberikan toleransi yang longgar. Hal ini memungkinkan AK untuk menembak akurat sampai beberapa ratus meter.
Senjata api yang handal di segala kondisi dan tembakan akurat merupakan game changer di akhir tahun 1940an dan telah menjadi standar modern. Selanjutnya, AK-47 murah dan membutuhkan sedikit bahan untuk membuatnya.
Untuk menang perang tidak sekadar bisa membunuh musuh, tidak kalah penting adalah efisiensi biaya.