Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu 30 Agustus 2017 mengatakan “berbicara bukanlah jawaban” terhadap kebuntuan dengan Korea Utara, namun Menteri Pertahanan James Mattis justru tidak setuju.
Komentar Trump, dikeluarkan sehari setelah Pyongyang melepaskan sebuah rudal balistik yang melintasi udara Jepang .
“Amerika telah berbicara dengan Korea Utara, dan membayar uang pemerasan selama 25 tahun,” tulis Trump di Twitter. “Berbicara bukan jawabannya!”
Penyebutan membayar uang oleh Trump ke Korea Utara kemungkinan mengacu pada bantuan Amerika sebelumnya ke negara tersebut. Sebuah laporan Badan Riset Kongres Amerika antara tahun 1995 sampai 2008, Amerika Serikat memberikan bantuan lebih dari US$ 1,3 miliar kepada Korea Utara. Sedikitnya lebih dari 50 persen untuk makanan dan sekitar 40 persen untuk bantuan energi.
Bantuan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan nuklir yang kemudian dilanggar Korea Utara. Sejak awal 2009, Amerika Serikat hampir tidak menyediakan bantuan ke Korea Utara, meskipun secara berkala telah ada diskusi untuk melanjutkan bantuan pangan berskala besar.
Ketika ditanya oleh wartawan beberapa jam kemudian apakah Amerika Serikat keluar dari solusi diplomatik untuk menghadapi Korea Utara, Jim Mattis menjawab: “Tidak.”
“Kami tidak pernah keluar dari solusi diplomatik,” Mattis mengatakan sebelum bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan di Pentagon. “Kami terus bekerja sama, dan menteri [luar negeri] serta saya berbagi tanggung jawab untuk menyediakan perlindungan bagi negara, populasi dan kepentingan kita.”
Trump, yang telah bersumpah untuk tidak membiarkan Korea Utara mengembangkan rudal nuklir yang bisa menyerang daratan Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa “semua opsi ada di atas meja.”
Korea Utara mengatakan peluncuran rudal balistik jarak menengah pada hari Selasa untuk menanggapi latihan militer Amerika dan Korea Selatan dan merupakan langkah pertama aksi militer military di Pasifik serta persiapan menyerang Guam.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara mengutuk penembakan rudal yang melintas di wilayah Jepang itu dan menyebutnya sebagai tindakan “keterlaluan,” dan menuntut agar Korea Utara menghentikan program senjatanya.
Tweet terbaru oleh presiden Partai Republik Amerika menarik kritik dari beberapa pihak di Washington. Senator Demokrat Chris Murphy menulis di Twitter: “Ini mungkin tweet paling berbahaya dan tidak bertanggung jawab dari seorang presiden. Jutaan nyawa yang dipertaruhkan – bukan permainan.”