Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa uji coba balistik balistik yang dilakukan pada Selasa 29 Agustus 2017 adalah langkah pertama operasi militer Tentara Rakyat Korea di Pasifik dan sebuah pendahuluan untuk menyerang Guam, .
Kim dilaporkan berada di tempat peluncuran rudal Hwasong-12 pada hari Selasa. Hwasong-12 dilaporkan sebagai rudal yang akan digunakan untuk menyerang Guam yang berjarak sekitar 3.430 kilometer tenggara Semenanjung Korea.
Uji coba rudal yang diluncurkan Selasa terbang di atas wilayah Jepang sebelum jatuh ke laut sekitar 733 mil timur pulau Hokkaido utara Jepang.
Kantor berita Korea Utara KCNA telah mengkonfirmasi bahwa proyektil tersebut adalah rudal Hwasong-12, yang menguatkan laporan dari Kementerian Pertahanan Jepang.
KCNA juga mengatakan peluncuran rudal tersebut dilakukan untuk menentang latihan militer gabungan Amerika-Korea Selatan yang sedang berlangsung.
Secara kebetulan, Tokyo juga melakukan pengujian sistem pertahanan rudal tempur Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) pertama bersama pasukan AS di pos Angkatan Udara AS di Yokota Air Base di barat Tokyo dan di Stasiun Udara Korps Marinir Amerika Iwakuni di Prefektur Yamaguchi Jepang.
Gedung Putih mengatakan Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara tentang situasi tersebut dan setuju bahwa DPRK “menimbulkan ancaman serius dan kuburan” bagi AS dan sekutunya Korea Selatan dan Jepang.