Parlemen prefektur Jepang Okinawa mengadopsi sebuah resolusi yang memprotes Amerika Serikat dan mendesak pemerintah pusat Jepang untuk menghentikan penerbangan pesawat MV-22 Osprey Amerika Serikat setelah terjadi kecelakaan mematikan pesawat tersebut di Australia.
Pada 5 Agustus 2017, Osprey Korps Marinir AS jatuh di dekat Australia. Tiga Marinir dinyatakan tewas setelah dilakukan pencarian dan penyelamatan yang ekstensif setelah kecelakaan itu terjadi.
“Kemarahan pada sikap militer Amerika, yang mengabaikan suara orang-orang prefektur, tidak dapat ditahan lagi,” bunyi resolusi parlemen tersebut, seperti dikutip kantor berita Kyodo Senin 28 Agustus 2017.
Parlemen setempat mendesak Tokyo untuk sepenuhnya melarang pengerahan Osprey di Pangkalan Militer Amerika di Futenma, yang berada di prefektur tersebut, dan menunda penggunaan pangkalan Amerika sampai Februari 2019.
Jumlah kecelakaan pesawat ini di Okinawa dan di Australia menyebabkan “pertumbuhan ketidakpercayaan pada pemerintah Amerika Serikat dan Jepang,” kata parlemen.
Resolusi tersebut dikirim ke komando militer Amerika di prefektur Okinawa dan ke Konsulat Jenderal Amerika serta Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe serta Menteri Pertahanan Itsunori Onodera.
Kehadiran militer Amerika di Prefektur Okinawa, yang terletak di sebuah pulau kecil di selatan kepulauan Jepang dan menjadi tuan rumah sebagian besar kehadiran militer Amerika di negara tersebut, telah menjadi sumber protes penduduk setempat.
Dalam beberapa tahun terakhir, pesawat Osprey telah terlibat dalam sejumlah kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau luka-luka.
Pada bulan Februari, Pengadilan Distrik Naha, Okinawa memerintahkan pemerintah Jepang untuk membayar kompensasi kepada penduduk karena terganggu dengan kerasnya suara Osprey. Penggugat secara khusus meminta kompensasi atas gangguan yang disebabkan oleh tiltrotor yang menurut mereka mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan kerusakan pada kesehatan mental mereka.
Namun pengadilan menolak permintaan penggugat untuk melarang penerbangan pesawat Osprey di daerah tersebut.