Amerika Serikat serta sekutunya Korea Selatan tengah menggelar latihan militer besar-besaran di tengah ketegangan yang tetap tinggi dengan Korea Utara. Pyongyang, sementara itu, tidak mau kalah dengan menunjukkan kekuatannya.
Selain melucuncurkan tiga rudal menanggapi latihan tersebut, Pemimpin Korea Utara Kim Jong un juga meminta militernya menggelar latihan tempur termasuk serangan artileri besar-besaran dan sebuah serangan amfibi di dekat perbatasan maritim antara dua musuh lama.
Gambar yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan unit komando modern Korea Utara melakukan berbagai manuver. Tetapi ada satu gambar yang cukup menarik.
Foto tersebut menunjukkan pesawat biplan An-2 yang menerjunkan pasukan komando Korea Utara di ketinggian rendah. Sepintas terlihat seperti tampilan militer kuno yang menggelikan, di mana di tengah kemajuan pesawat, An-2 yang masih seperti pesawat era Perang Dunia I tersebut masih digunakan.
Tetai jangan meremehkan pesawat tua ini. Dia justru sangat relevan bagi Korea Utara untuk menjalankan strategi mereka membuka perang dengan pertempuran habis-habisan di semanjung tersebut.
Ketika Amerika dan Korea Selatan menggempur Korea Utara di jam-jam awal serangan, ratusan pesawat biplane tua ini akan terbang rendah di atas permukaan tanah dengan kecepatan rendah, menembus jauh ke dalam wilayah udara Korea Selatan. Bagi sebagian besar kru mereka, ini akan menjadi misi satu arah yakni mengantarkan pasukan kejutan paling kuat Kim Jong Un jauh di belakang garis musuh. Hal ini dilakukan melalui penerjunan udara ketinggian rendah, seperti yang terlihat di atas, atau dengan pendaratan di landasan darurat seperti jalan raya.

Misi tim penyerangan bunuh diri Korea Utara ini kemungkinan akan berakhir dengan kematian mereka, tetapi sebelum itu mereka akan mampu menciptakan kekacauan total jauh di dalam wilayah Korea Selatan.
Tugas mereka termasuk menyerang infrastruktur utama dan instalasi militer, dan yang utama adalah menabur teror besar-besaran di kalangan masyarakat Korea Selatan yang sudah ketakutan. Taktik penyusupan yang dalam ini sendiri adalah salah satu alasan utama mengapa instalasi seperti pangkalan udara di Korea Selatan harus disiapkan untuk perang instan.
Fakta bahwa Korea Utara sekarang merupakan negara nuklir dan tampaknya memiliki rancangan hulu ledak miniatur berarti biplan ini menimbulkan risiko yang lebih besar daripada sebelumnya. Mereka juga bisa menjadi sistem pengiriman nuklir non-tradisional. Ini hanyalah permainan yang bisa digunakan Pyongyang untuk menghancurkan instalasi militer besar atau kemampuan kritis tanpa menggunakan rudal balistik.
Ini mungkin tampak benar-benar menggelikan pada pandangan pertama bahwa Korea Utara akan menggunakan pesawat pertanian / utilitas kuno yang dirancang lebih dari seabad yang lalu untuk jet tempur canggih Amerika dan Korea Selatan, namun pandangan pertama bisa sangat menipu.