Sekretaris Angkatan Udara Ameriak Serikat Heather Wilson berada di Timur Tengah pekan lalu untuk mendapatkan pandangan yang menyeluruh tentang perang udara Amerika. Dalam perjalanan 10 hari ke Irak, Qatar, Kuwait, Yordania dan Afghanistan dia menyimpulkan perang yang ada sekarang ini ini tidak dapat dimenangkan tanpa dukungan Angkatan Udara yang signifikan.
Masalahnya, USAF justru menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja, terutama pilot. Banyak dari pilot mereka memilih hengkang ke penerbangan komersial karena tekanan kerja yang lebih ringan serta tentu saja gaji yang lebih menggiurkan.
Segera setelah kembali ke Washington, Wilson menandatangani sejumlah lagkah termasuk pemberian bonus dan insentif baru sebagai upaya agar pilot Angkatan Udara tidak melarikan diri ke maskapai penerbangan komersial.
Wilson kepada wartawan Jumat 25 Agustus 2017 mengatakan yang paling mengkhawatirkan adalah angka di kategori pilot tempur.
Angkatan Udara memiliki persyaratan 20.352 pilot baik yang berada di tugas aktif, Garda Nasional dan cadangan. Dari jumlah itu 5.292 adalah pilot pesawat tempur. Namun sekarang ini hanya ada 18.808 pilot dengan pilot tempur paling banyak yang mengalami kekurangan yakni 1.544.
Wilson menyalahkan perusahaan penerbangan komersial yang telah meningkatkan usaha untuk memancing pilot militer. Sebagian besar perusahaan memerlukan waktu tempuh 1.500 jam untuk pilot bisa menerbangkan maskapai regional, namun penerbang militer dapat dipekerjakan dengan hanya 750 jam terbang.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Wilson untuk pertama kalinya menugaskan seorang jenderal untuk menjalankan sebuah “satuan tugas kru awak udara.” Brigjen Jenderal Mike Koscheski, yang sebelumnya adalah kepala perencanaan strategis dan integrasi untuk Angkatan Udara, akan bertanggung jawab untuk merekrut dan mempertahankan rekrutmen pilot.
Hal pertama yang akan dilakukan adalah meningkatkan insentif penerbangan, yang biasa disebut flight pay. Ini adalah pertama kalinya gaji tersebut meningkat sejak 1999. Angkatan Udara juga memperluas program bonus penerbangan dan akan meminta para pilot yang sudah pensiun untuk secara sukarela kembali ke tugas aktif untuk mengisi posisi staf “penting”.
Kebijakan kompensasi baru mulai berlaku pada 1 Oktober. Insentif bagi perwira akan meningkat dari US$ 840 sampai US$ 1.000 per bulan, dan dari US$ 400 sampai US$ 600 per bulan untuk pilot pemula.
Salah satu titik terang adalah penerbangan tak berawak. Angkatan Udara selama beberapa tahun menderita kekurangan pasokan operator pesawat jarak jauh jauh karena permintaan di zona perang melonjak. Kesenjangan pilot drone memaksa Angkatan Udara dua tahun lalu untuk secara dramatis meningkatkan gaji dan bonus. “Kami tidak mungkin mengikuti permintaan,” kata Wilson. “Kami telah membuat kemajuan. ”
Tidak jelas berapa banyak kekurangan pilot tempur akibat penerbang berpindah dari pesawat tempur berawak ke pilot drone. Apapun, Angkatan Udara Amerika sekarang harus memanjat keluar dari lubang yang dalam.
Sementara beban kerja semakin berat. Pentagon memetakan rincian strategi baru untuk bagaimana pasukan Amerika akan mendukung militer Afghanistan dalam perang melawan Taliban dan afiliasi ISIS Khorasan di Afghanistan Timur.
Ada kemungkinan kuat bahwa dukungan udara untuk pasukan Afghanistan perlu ditambah, kata Wilson. Angkatan Udara sudah sangat terlibat dalam misi “melatih dan membantu” dengan angkatan udara Afghanistan, mengajari mereka cara menerbangkan turboprop A-29 Super Tucano.
Saat mereka meningkatkan pertarungan melawan ISIS dan Taliban, militer Irak dan Afghanistan akan terus beralih ke Angkatan Udara Amerika untuk mencari dan menyerang sasaran. Hal ini menjadikan kebutuhan pilot juga semakin tinggi.
