Korea Selatan telah memulai tinjauan kelayakan untuk membangun kapal selam nuklir di tengah ancaman nuklir dan rudal dari Korea Utara yang terus berkembang.
Sumber pemerintah Korea Selatan mengatakan Minggu 27 Agustus 2017 Angkatan Laut Korea Selatan telah menugaskan sebuah institut swasta guna menemukan cara menyelesaikan pembatasan internasional dalam membangun kapal selam nuklir dengan hasilnya akan dimulai pada akhir tahun ini.
Pemerintah dan militer kemungkinan akan memutuskan apakah akan membuat kapal selam tenaga nuklir berdasarkan penelitian ini. Langkah tersebut dilakukan saat Korea Utara telah meningkatkan kemampuan rudalnya dengan menembakkan dua rudal balistik antar benua dan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM).
Perkembangan SLBM di Utara dapat menimbulkan ancaman serius karena sulit untuk mendeteksi kapan dan di mana mereka akan diluncurkan, sehingga sulit untuk mencari respon yang tepat waktu dan efektif.
“Banyak ahli mengatakan bahwa Korea Selatan perlu untuk membangun kapal selam nuklir untuk melawan ancaman Utara dengan lebih baik,” kata seorang sumber sebagaimana dilansir Kantor Berita Korea Selatan Yonhap.
“Sebuah studi ditujukan untuk meninjau interpretasi hukum termasuk perjanjian internasional dan aspek teknis.”
Ada seruan dari pejabat pemerintah dan politisi termasuk Menteri Pertahanan Song Young-moo untuk mendorong pembangunan kapal selam bertenaga nuklir. Namun beberapa ahli mengatakan bahwa mungkin ada pembatasan untuk bisa melakukannya, dengan menyebutkan kebijakan energi yang dipusatkan pada nuklir oleh Presiden Moon Jae-in dan sebuah perjanjian nuklir antara Seoul dan Washington.
Militer Korea Selatan dilaporkan memiliki kemampuan untuk membangun reaktor nuklir kecil untuk digunakan sebagai sumber tenaga kapal selam, namun masalahnya terletak pada pengamanan uranium yang diperkaya untuk bahan bakar.
Pakta energi atom 2015 antara Korea Selatan dan Amerika Serikat memungkinkan Seoul membuat uranium yang diperkaya rendah yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Analis mengatakan bahwa karena kesepakatan tersebut memungkinkan Seoul memperkaya uranium pada tingkat yang rendah untuk tujuan “damai”.
Jadi kuncinya terletak pada apakah Washington akan mengizinkan Korea Selatan membangun kapal selam nuklir sendiri? Itu yang akan menentukan.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/08/10/kenapa-korea-selatan-tidak-mengembangkan-nuklir/