PERMAINAN UDARA BERUBAH
Ancaman yang ditimbulkan oleh sistem SAM Soviet akhirnya telah mendorong Amerika mengubah strategi penggunaan bomber dari tterbang tinggi menjadi dengan ketinggian rendah dan kemudian menghidupkan kembali B-52 Stratofortress hingga mengubah permainan pertahanan udara.
Terbang di bawah jangkauan radar dan menghancurkannya adalah taktik yang dikembangkan Amerika. Soviet belum mengembangkan kemampuan ini sampai tahun 1980-an. MiG-25 kemudian lebih sering digunakan untuk peran intersepsi dan pengejaran pada pesawat pengintaian terbang tinggi, seperti SR-71.
Kemampuan MiG-25 sangat mengesankan. Pesawat ini dapat mencapai Mach 2.83 dalam penerbangan berkelanjutan, dan bisa lebih dari Mach 3 dengan afterburner. Dalam modus pencegat dan superioritas udara, ia membawa empat rudal udara ke udara R-40 dengan batas rentang luar 50 mil. Pesawat ini dapat mencapai ketinggian lebih dari 65.000 kaki.
Foxbat dirancang untuk misi pengintaian dengan peralatan elektronik dan fotografi canggih, dan bisa mencapai langit-langit yang lebih tinggi. Beberapa Foxbat dioptimalkan untuk peran tempur kecepatan tinggi.
Kemampuan ini membuat analis Barat ketakutan. Apalagi mereka tidak memiliki informasi yang baik tentang bagaimana Foxbat terbang dalam situasi pertempuran. Munculnya MiG-25 (dan kemampuannya untuk membuat rekor kecepatan dan ketinggian) mendorong keputusan dalam program taktis tempur AS yang akhirnya mengarah ke F-15 Eagle.
Setelah pembelot mendaratkan MiG-25 di Jepang pada tahun 1976, insinyur AS mendapatkan informasi yang lebih baik dari karakteristik pesawat.
Mereka menemukan bahwa Foxbat memiliki masalah. Keterbatasan dalam teknik manufaktur Soviet membuat pesawat lebih berat dibandingkan pesawat Barat. Hal ini menjadikan pesawat akan memiliki kemampuan buruk dalam buruk pada kecepatan tinggi dan sulit menangani pada saat terbang di ketinggian rendah.
Efektivitas radar terbatas dalam situasi pertempuran konvensional melawan jet tempur musuh, dan masalah penanganan pada ketinggian rendah berarti bahwa pesawat tidak pernah akan melakukan dengan baik dalam misi ini.
Kekurangan tersebut bisa dimaafkan jika Foxbat melakukan peran interceptor ketinggian tinggi, tetapi sebenarnya sebagian besar layanan dalam keadaan yang jauh berbeda.