Kapal penjelajah rudal bertenaga nuklir Rusia Admiral Nakhimov dijadwalkan akan bergabung dengan Angkatan Laut Rusia pada 2021. Ini akan menjadi kapal penjelajah kelas Orlan kedua setelah Admiral Pyotr Veliky yang saat ini menjadi bagian dari Armada Utara Rusia.
Kontributor RIA Novosti Andrei Kots menulis kapal ini akan menjadi dorongan besar bagi kekuatan strategis Angkatan Laut Rusia. Terlebih Admiral Nakhimov akan dilengkapi dengan sistem persenjataan baru.Kapal tersebut saat ini sedang menjalani renovasi di galangan kapal Sevmash di kota Severodvinsk.
Kapal penjelajah rudal kelas berat Orlan adalah kapal perang terbesar kedua setelah kapal induk. Setiap kapal memiliki perpindahan dari 25.800 ton dengan panjang 250 meter dan lebar hampir 30 meter serta membawa 760 awak kapal.
Kapal penjelajah ini pada dasarnya adalah platform mobile bersenjata berat yang mampu menyerang semua jenis kapal musuh.
Setiap kapal penjelajah membawa 20 peluncur rudal anti-kapal P-700 Granit, OSA-M, meriam dan sistem rudal Kinzhal, rudal jarak jauh S-300F, sistem artileri Kortik dan AK-630, torpedo Metel dan Vodopad, mortar anti kapal selam dan meriam otomatis dua barel AK-130. Admiral Nakhimov memiliki kekuatan penuh 140.000 hp, kecepatan 31 knot dan membawa helikopter Kamov Ka-27 atau variannya.
Daya tahannya hampir tak terbatas dan mampu beroperasi di Arktik, dilihat oleh banyak orang sebagai medan tempur potensial di masa depan.
Meskipun eksteriornya tidak berubah secara drastis, Admiral Nakhimov yang menjalani renovasi akan penuh dengan peralatan elektronik, komunikasi digital dan sistem pendukung kehidupan yang canggih, serta banyak teknologi lain.

Reaktor nuklir tidak akan diganti, namun sistem yang memastikan operasi stabil akan ditingkatkan. Dalam hal persenjataan, Admiral Nakhimov dan kemudian Velot Pyotr akan memiliki rudal anti-kapal Onix dan Kalibr yang menggantikan Granit.
Karena yang terakhir juga bisa digunakan untuk melawan target darat, kapal penjelajah kelas Orlan akan menjadi elemen penting operasi dukungan serangan darat.
Terlebih lagi, Admiral Nakhimov juga akan dipersenjatai dengan sistem pertahanan udara Poliment-Redut dengan jangkauan maksimum hingga 150 kilometer.
Viktor Murakhovsky, pemimpin redaksi jurnal, Arsenal Otechestva, mengatakan kepada RIA bahwa Admiral Nakhimov dan Velicy Pyotr harus diubah menjadi pembawa senjata presisi tinggi jarak jauh melawan target darat.
“Ini secara efektif akan membuat mereka menjadi alat ampuh untuk pencegahan strategis non-nuklir,” kata Murakhgovsky Minggu 27 Agustus 2017.
Admiral Nakhimov juga bisa digunakan untuk meluncurkan rudal anti-kapal Zirkon yang saat ini sedang dikembangkan di Rusia. Surat kabar The Times sebelumnya menggambarkan rudal Onix dan Zircon sebagai ancaman paling serius bagi Angkatan Laut Inggris.
Pakar militer Inggris menggarisbawahi kemampuan rudal ini untuk menyelinap ke kapal lawan dengan kecepatan dua kali lebih cepat, membuat mereka hampir kebal terhadap artileri di kapal.
Rudal hipersonik Zircon benar-benar tidak terlihat oleh sistem pertahanan rudal yang ada dan akan datang dengan terbang di dalam awan plasma. Kedua rudal tersebut dijadwalkan untuk masuk layanan dengan Angkatan Laut Rusia pada 2018.
Baca juga: