Sebelumnya Amerika Serikat mengatakan tiga rudal yang ditembakkan Korea Utara pada Sabtu 26 Agustus 2017 gagal. Kini Pentagon merevisi laporan tersebut dan mengatakan sebaliknya.
Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan bahwa proyektil yang dipecat dari pantai timur Korut terbang sekitar 155 mil. Dikatakan bahwa militer Korea Selatan dan Amerika menganalisis peluncuran tersebut dan tidak segera memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut laporan sebelumnya, juru bicara Komando Pasifik Amerika Cmdr David Benham mengatakan dua rudal Korea Utara “gagal dalam penerbangan” sementara yang ketiga “segera diledakkan”.
Komando Pasifik Amerika kemudian merevisi evaluasi peluncuran rudal tersebut dan mengatakan tidak ada kegagalan dari tiga rudal tersebut. Hal ini menggunakan penilaian dan evaluasi yang dilakukan militer Korea Selatan.
Benham mengatakan rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara atau fasilitas militer Amerika di wilayah Guam di AS. Awal bulan ini, Korea Utara menciptakan situasi yang menegangkan dengan Amerika Serikat dengan mengancam mengarahkan beberapa rudalnya ke Guam.
Kantor kepresidenan Korea Selatan mengadakan sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas rudal tersebu.
Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump juga terus memantau perkembangan yang terjadi terkait program nuklir Korea Utara.
Peluncuran tersebut dilakukan lima hari setelah pasukan Amerika dan Korea Selatan memulai latihan militer tahunan yang diprotes Korea Utara.
Sebelum peluncuran rudal terbaru dikonfirmasi, media pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa Kim Jong Un memeriksa sebuah operasi pasukan khusus untuk melatih tentara negara tersebut yang mensimulasikan serangan ke pulau-pulau Korea Selatan di sepanjang perbatasan laut barat negara tersebut dalam apa yang tampaknya sebagai tanggapan terhadap Permainan perang Amerika-Korea Selatan yang sedang berlangsung.