Selama operasi di Suriah, Pasukan Aerospace Rusia telah melakukan sekitar 90.000 serangan terhadap posisi ISIS dan pemberontak Suriah.
“Sejak awal operasi militer, Angkatan Udara telah menghasilkan lebih dari 28.000 sortie, memberikan sekitar 90.000 serangan udara,” kata Kepala Direktorat Operasi Utama Staf Umum Rusia, Kolonel Jenderal Sergei Rudskoi di sela-sela Army-2017 Jumat 25 Agustus 2017.
Jenderal tersebut menekankan bahwa kampanye militer Rusia memberikan pukulan berat pada sistem kontrol dan infrastruktur pemberontak. “Rute utama untuk memasok senjata api dengan senjata dan amunisi telah diblokir. Organisasi teroris telah kehilangan dukungan finansial dari penjualan ilegal produk minyak,” kata Rudskoi dilaporkan Kantor Berita TASS.
Selama operasi untuk menghancurkan fasilitas musuh yang penting, Angkatan Udara menggunakan rudal jelajah dari kapal perang, kapal selam dan kapal rudal strategis dengan jarak tempuh hingga 1.500 kilometer dan juga pesawat bomber jarak jauh.
“Pasukan operasi khusus memainkan peran penting dalam menghancurkan kelompok-kelompok bersenjata. Mereka melakukan tugas untuk menghancurkan pemimpin teroris, menghilangkan fasilitas penting musuh dan menyesuaikan serangan udara kami,” kata Rudskoi.
Penasihat militer Rusia juga memiliki peran penting dalam membantu komando selama merencanakan operasi tempur, melatih formasi militer dan unit tentara Suriah, katanya.
Tindakan militer Rusia di Suriah membantu angkatan bersenjata Suriah membalikkan situasi dan membebaskannya wilayah seluas kurang lebih 78.000 kilometer persegi yang dikuasai ISIS dan pemberontak, termasuk Aleppo, Palmyra dan Latakia.
“Selama operasi Angkatan Udara Rusia, wilayah yang dikuasai oleh pasukan pemerintah, tumbuh lebih dari empat kali – dari 19 menjadi 78 ribu kilometer persegi,” katanya.
Baca juga: