Mantan Perdana Mentari Thailand Yingluck Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta 2014 menghilang dan kemungkinan telah meninggalkan negara tersebut menjelang keputusan pengadilan terkait dirinya.
Kini militer sedang mencari perempuan yang tidak hadir pada sidang kunci pada Jumat 25 Agustus 2017 yang memberi ancaman Yinggluck dengan hukuman 10 tahun penjara.
Keberadaan Yingluck tidak segera diketahui dan ketidakhadirannya memicu spekulasi bahwa dia telah melarikan diri dari negara tersebut.
Seorang pejabat partai Pheu Thai Yingluck, yang dekat dengan keluarga Shinawatra, mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia tidak lagi berada di Thailand. Pejabat tersebut tidak memberikan rincian lain dan menolak untuk diidentifikasi karena sensitivitas subjek.
Yingluck, 50, yang menjadi perdana menteri wanita pertama Thailand saat partainya memenangkan pemilihan tahun 2011, dituduh melalukan kelalaian dalam mengawasi program subsidi beras. Dia mengaku tidak bersalah dan mencela tuduhan tersebut karena bermotif politik. Mantan PM Thailand tersebut sebelumnya telah ditempatkan sebagai tahanan rumah
Vonis pengadilan direncanakan akan dilakukan pada hari Jumat tetapi ditunda karena ribuan pendukung Yingluck berkumpul di luar pengadilan dan ribuan polisi berjaga-jaga. Selain itu Yingluck kjuga tidak pernah muncul dan seorang hakim membacakan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pengacaranya telah memberi tahu pengadilan bahwa dia tidak dapat hadir karena sakit telinga.
Hakim mengatakan pengadilan tidak mempercayai alasan tersebut, karena tidak ada verifikasi medis resmi yang diberikan. Dia mengatakan sebuah surat perintah akan dikeluarkan untuk penangkapannya dan mengumumkan bahwa persidangan akan ditunda sampai tanggal 27 September.
Norrawit Larlaeng, pengacara Yingluck, mengatakan bahwa dia tidak memiliki rincian tentang keberadaannya. “Saya diberitahu pagi ini bahwa dia sakit, bahwa dia menderita vertigo, bahwa dia merasa pusing, jadi saya meminta penundaan. Itu saja yang harus saya katakan.”
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, kepala militer yang merancang penggulingan pemerintahan Yingluck pada 2014, mengatakan junta militer tengah “mencarinya”.
“Jika dia tidak bersalah, dia harus tinggal dan melawan kasus ini,” kata Prayuth. “Jika dia tidak ada di sini, apa yang diceritakannya kepada Anda? Apakah dia masih mengatakan bahwa dia tidak mendapatkan keadilan?”
Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan mengatakan petugas keamanan yang memantau Yingluck tidak melihatnya meninggalkan rumahnya di Bangkok dalam dua hari terakhir.
Pengadilan tersebut merupakan bab terakhir dalam sebuah perjuangan selama satu dekade oleh minoritas elit bangsa untuk menghancurkan mesin politik yang kuat yang didirikan oleh saudara laki-laki Yingluck, Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Thaksin telah tinggal di Dubai sejak melarikan diri dari hukuman korupsi.
Baca juga: