Komando Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat memperingatkan kepada siapapun untuk tidak melakukan tindakan apapun yang bertujuan menguji kekuatan mereka setelah terjadi kecelakaan kapal US Navy tahun ini di Asia.
Berbicara sehari setelah destroyer kelas Arleigh Burke, John S. McCain bertabrakan dengan sebuah kapal tanker minyak berbendera Liberia yang melukai lima pelaut dan 10 lainnya hilang, Komandan Komando Pasifik Angkatan Laut Amerika Laksamana Harry Harris meyakinkan bahwa mereka masih sangat kuat untuk bisa mengatasi ancaman asing.
Wilayah strategis ini telah menjadi tuan rumah ketegangan antara Korea Utara dan Korea Utara yang bersenjata nuklir, serta China, yang semakin memperkuat kehadiran militernya untuk mendukung klaim maritim yang disengketakan.
“Bisa saja ada persepsi setelah melihat apa yang terjadi dan saya berharap tidak ada yang akan menguji Amerika terkait persepsi bahwa kita memiliki masalah dengan USS John McCain dan tiga aset lainnya. Itu akan menjadi tindakan yang sangat bodoh untuk dilakukan,” kata Harris sebagaimana dilaporkan CNN.
“Angkatan Laut Amerika besar, kita memiliki banyak kapasitas, dan kita akan membawa kapasitas itu ke depan jika kita perlu,” tambahnya.

Kecelakaan Senin, yang terjadi di lepas pantai Singapura, menyusul tiga insiden lainnya tahun ini telah mengejutkan kepercayaan tentang militer Amerika yang luas di wilayah tersebut. Pada bulan Juni, kapal perusak Arleigh Burke lainnya, USS Fitzgerald, bertabrakan dengan sebuah kapal kontainer Filipina, menewaskan tujuh pelaut Amerika.
Satu bulan sebelumnya, kapal penjelajah kelas Ticonderoga, USS Lake Champlain juga menabrak sebuah kapal nelayan Korea Selatan. Tidak ada yang luka tetapi kapal rusak. Sementara itu USS Antietam, juga sebuah kapal penjelajah kelas Ticonderoga, kandas di Teluk Tokyo pada bulan Februari hingga baling-baling kapal rusak parah dan menumpahkan minyak ke perairan Jepang.
Beberapa insiden ini telah mengakibatkan tindakan disipliner terhadap pejabat. Setelah kecelakaan USS John S. McCain, Komandan Angkatan Laut Amerika Laksamana John Richardson meminta “jeda operasional” dan “tinjauan lebih dalam tentang bagaimana kita melatih dan mengesahkan kekuatan yang beroperasi di dan sekitar Jepang,” menurut ABC News.

Kritik juga datang dari luar negeri. The Global Times, surat kabar nasionalis Partai Komunis China yang berkuasa, mengkritik Angkatan Laut Amerika karena berperilaku “sombong di wilayah Asia Pasifik” dengan tidak menghormati jalur kapal dagang besar dan terlalu sering berpatroli di Asia Pasifik yang menjadi wilayah dengan beberapa perairan komersial tersibuk di dunia.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/05/28/penjelajah-ticonderoga-amerika-sudah-tua-dan-tidak-ada-penggantinya/