China beberapa bulan lalu meluncurkan kapal induk buatan dalam negeri pertama yang dikenal sebagai Type 001A. Kini kapal induk kedua atau Type 002 yang sedang dibangun diyakini akan membawa sejumlah kemajuan teknologi yang signifikan.
Kapal induk Type 002, pengembangan yang dijadwalkan untuk selesai pada 2020 atau 2021 dan akan menjadi kapal induk dengan bobot 70.000 ton.
Berbeda dengan kapal induk pertama yang menggunakan sistem peluncuran sky jump, kapal induk terbaru ini akan menggunakan sistem peluncuran ketapel hingga mampu meluncurkan pesawat yang lebih berat.
Sistem ketapel bukan satu-satunya teknologi yang ditawarkan. Jika melihat gambar di atas terlihat kapal akan menggunakan mesin turbin gas Kelas F, CGT-60F. Mesin ini biasanya memiliki output daya 170-230 megawatt dan dirancang oleh Pusat Penelitian Turbin Gas Universitas Tsinghua dengan Dongfang Electric Group dan Shanghai Electric Group.

Selain itu, mockup kapal induk di Wuhan (yang juga menjadi host rig uji elektromagnetik untuk kapal perusak tipe 055) memodifikasi pulau untuk memasukkan sistem elektronik baru.
Kapal induk sebelumnya mencontoh pulau yang ada di Liaoning, kapal induk pertama yang dibeli dari Ukraina dengan beberapa perubahan meliputi pemasangan dek jembatan tambahan.

Pulau Type 002 kemungkinan akan memiliki sistem radar multi panel yang serupa yang ditemukan di tiang terpadu DDG Type 055. Radar AESA yang lebih kecil dapat digunakan untuk penargetan dan pengendalian tembakan, memungkinkan Type 002 untuk memiliki datalink dengan rudal diluncurkan dari pesawat terbang dan kapal lainnya hingga memperluas jangkauan mereka.
China juga terus melakukan uji coba sistem peluncuran di Huangdicun. Dengan menempatkan J-15T dan sistem ketapel melalui pengujian ekstensif, pilot dan awak pesawat dari kapal induk Type 002 akan dapat bergerak cepat menuju operasi kompleks saat diluncurkan.

Terlebih lagi, J-15 (nomor seri “111”) terlihat pada awal Juli 2017 dengan sebuah tabung pengisian bahan bakar bertingkat yang ada di bawah garis tengah badan pesawat, di antara nacelles mesin. Hal ini akan memperluas jangkauan dan waktu tempuh pejuang saat ini.
Selain itu, prototipe kedua pesawat tempur siluman J-31 telah melakukan penerbangan tambahan musim panas ini, yang paling baru pada tanggal 25 Juli. Ledakan aktivitas ini memberi kepercayaan pada laporan bahwa Shenyang Aircraft Corporation, yang membangun J-31 berencana menciptakan prototipe ketiga dengan kemampuan untuk beroperasi pada kapal induk yang dilengkapi katapel.

J-31, meski lebih kecil dari pesawat tempur siluman J-20, telah meningkatkan kemampuan siluman dan avionik pada prototipe keduanya. Ditambah lagi, versi produksi rencananya akan dilengkapi dengan mesin WS-17 yang lebih cepat, yang bisa memungkinkan penerbangan supersonik tanpa afterburner.
Pesawat tempur J-31 yang diduga bisa menjadi pesaing ketat dalam pertarungan udara dengan F-35C di Angkatan Laut Amerika.

Melihat perkembangan yang sangat signifikan dari Type 002 dibandingkan Typen 001A, maka kemungkinan besar kapal induk ketiga China atau Type 003 bisa menjadi supercarrier sebenarnya dengan menggunakan tenaga nuklir dan perpindahan 90.000 ton.
Jika pertunjukan resmi di museum militer China ada indikasi, Type 003 akan hadir dengan pesawat futuristik seperti pesawat pembom, pesawat tak berawak dan pesawat tempur generasi keenam. Bisa juga ada cukup daya untuk menyalakan laser dan railgun China yang saat ini dalam pengembangan.
Baca juga: