Netanyahu ke Putin: Kami Mungkin akan Bertindak Secara Sepihak Pada Iran
Vladimir Putin dan Benjamin Netanyahu

Netanyahu ke Putin: Kami Mungkin akan Bertindak Secara Sepihak Pada Iran

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Israel siap untuk bertindak secara sepihak guna mencegah kehadiran militer Iran yang semakin kuat di Suriah saat Moskow bekerja untuk mengakhiri perang sipil di sana.

Rusia melakukan intervensi ke Suriah atas permintaan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada tahun 2015 dan bergabung bergabung dengan  pasukan Iran, Hizbullah Lebanon dan milisi  lainnya yang membantu Damaskus mengalahkan ISIS dan kelompok pemberontak.

Israel khawatir bahwa kemenangan Assad akhirnya meninggalkan Iran dengan sebuah garnisun permanen di Suriah, memperluas ancaman yang datang dari negara tetangga Lebanon oleh Hizbullah yang didukung Iran.

Peringatan Netanyahu tersebut disampaikan saat bertemu dengan Putin di resor Sochi Laut Hitam Rabu 23 Agustus 2017. Netanyahu mengatakan musuh utama Israel, Iran, sedang berjuang untuk memperkuat pengaruhnya dari Teluk ke Laut Tengah.

“Iran sudah dalam perjalanan untuk mengendalikan Irak, Yaman dan sebagian besar sudah dalam praktik untuk mengendalikan Lebanon,” kata Netanyahu kepada Putin.

“Kami tidak bisa melupakan satu menit pun  Iran mengancam setiap hari untuk memusnahkan Israel,” kata Netanyahu. “Israel menentang penguatan terus-menerus Iran di Suriah. Kami pasti akan membela diri dengan segala cara melawan ini dan ancaman apapun.”

Putin, di bagian pertemuan yang mendapat akses wartawan, tidak menanggapi ucapan Netanyahu tentang peran Iran di Suriah atau ancaman terselubungnya untuk mengambil tindakan militer sepihak.

Penasihat Netanyahu secara pribadi mengatakan bahwa fokus mereka adalah  menjaga agar pasukan Iran menjauh dari Dataran Tinggi Golan yang dikendalikan Israel.

Sejalan dengan lobi Moskow, Israel telah berusaha meyakinkan Washington bahwa Iran dan mitra gerilya, bukan ISIS, menimbulkan ancaman umum yang lebih besar di wilayah tersebut.

“Membawa kaum Syi’ah ke dalam lingkungan Sunni pasti akan memiliki banyak implikasi serius baik berkaitan dengan pengungsi maupun tindakan teroris baru,” kata Netanyahu  kepada wartawan Israel setelah pertemuan tiga jam tersebut. Ini adalah pertemuan keenam dengan Putin sejak September 2015.

Rusia sejauh ini telah menunjukkan kesabaran kepada Israel, menyiapkan hotline militer untuk mencegah pesawat tempur atau unit anti-pesawat mereka bentrok secara tidak sengaja di atas Suriah.

Angkatan udara Israel mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya telah mencurigai pengiriman senjata Hizbullah sekitar 100 kali di Suriah selama perang saudara dan tampaknya tanpa ada campur tangan Rusia.

Baca juga:

Jika Diserang Israel, Inilah Rencana Induk Iran