Indonesia telah memutuskan untuk membeli 11 jet tempur Su-35 Flanker-E dari Rusia dengan sistem imbal dagang. Apakah keputusan ini akan memberi pengaruh pada hubungan Indonesia-Amerika?
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menampik kemungkinan itu. Menurutnya pembelian itu tidak akan mempengaruhi hubungan militer Jakarta dan Washington. “Tidak ada [pengaruh],” ujar Ryamizard di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2017.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga menampik bahwa akan ada potensi embargo militer yang dilakukan AS terhadap Indonesia, karena memilih alat peralatan pertahanan keamanan dari Rusia. “Tenang, enggak akan ada apa-apa [dengan Amerika],” tutur dia pula.
Menhan kemudian menjelaskan hubungan militer Indonesia dengan AS saat ini berlangsung baik. “Kita dengan Amerika baik-baik,” tegasnya.
Bahkan Amerika tetap menawarkan pesawat ke Indonesi. Selain tawaran kerja sama jual-beli pesawat kepada Indonesia tidak hanya datang dari AS, tapi juga pernah diajukan oleh China.
“Negara lain semua nawarkan, tidak ada masalah. Makanya kita dengan semua orang baik-baik. Jangan cari-cari musuh, tidak ada untungnya mencari musuh. Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih terlalu sedikit,” tuturnya dikutip Antara.
Pemerintah Indonesia sepakat membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E dari Rusia dengan nilai mencapai 1,14 miliar dolar Amerika Serikat. Pembelian pesawat ini untuk menggantikan pesawat F-5E/F Tiger II guna meningkatkan pertahanan dan keamanan di dalam negeri.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/05/21/f-15-vs-su-35-pertarungan-dua-jet-tempur-paling-berbahaya-di-dunia/