Tu-16 / H-6
Artefak yang paling tahan lama dari kerjasama Sino-Soviet adalah Hongzhaji-6 (H-6), sebuah pembom strategis era 1950. Seperti B-52 Boeing, tetap dalam pelayanan dengan kemampuan yang kuat.
Uni Soviet memberi lisensi kepada China Xian Aircraft untuk menghasilkan bomber twinjet Tu-16 Badger pada bulan September 1957. Pesawat pertama yang dibuat China H-6A melakukan penerbangan perdana pada 24 Desember 1968.
Meskipun Uni Soviet tidak memberikan teknologi rudal strategis jarak jauh, pesawat buatan China dengan seri H-6M dilaporkan dilengkapi dengan rudal CJ-10 yang aslinya berbasis darat.
MiG-19 / J-6
Awal tahun 1960-an menjadi awal runtuhnya hubungan Sino-Soviet, tetapi upaya China untuk mendapat lisensi guna membangun MiG-19 tetap membawa hasil. Pesawat supersonik pertama milik China itu kemudian diberi nama J-6 dan merupakan proyek strategis untuk Angkatan Udara China.
Meskipun dibantu Soviet, namun pesawat ini menjadi bencana di China.. Sarjana Phillip Saunders dan Joshua Wiseman dari US National Defense University menulis bahwa produksi di China menghasilkan puluhan J-6 yang berkualitas buruk sehingga tidak disampaikan.
Su-27 / J-11A
Hubungan China dan Soviet tidak membaik dalam tiga dekade hingga industri penerbangan China beralih ke hubungan dengan perusahaan Barat. Sanksi yang dikenakan pada China setelah tragedi Lapangan Tiananmen pada tahun 1989 mengubah keseimbangan.
Tak lama setelah itu, runtuhnya Soviet kepala eksekutif Sukhoi dan desainer Mikhail Simonov melakukan negosiasi kesepakatan dengan Beijing untuk menjual dan kemudian memberi lisensi produksi Su-27 Flanker yang kemudian menjadi J-11A.
Saunders dan Wiseman mencatat China akhirnya melanggar ketentuan kesepakatan dengan reverse-engineering Su-27 dan memproduksi model dalam negeri bernama J-11B.