Pembom B-1B Lancer Amerika Serikat untuk pertam kalinya sukses menguji rudal anti kapal jarak jauh atau Long Range Anti-Ship Missile (LRASM). Tes dilakukan di Southern California pada Rabu 16 Agustus 2017 lalu.
Angkatan Laut Amerika Serikat dalam rilisnya yang dikeluarkan Jumat 18 Agustus 2017 menyebutkan LRASM merupakan rudal jelajah siluman yang akan menggantikan rudal anti-kapal andalan yang digunakan saat ini yakni rudal Harpoon.
Penggunaan lain untuk proyektil 1.000 pon yang dibangun Lockheed Martin termasuk bersaing dengan rudal jelajah Tomahawk Raytheon untuk layanan yang membutuhkan senjata yang diluncurkan dari darat serta Joint Strike Missile (JSM) yang dirancang Raytheon dan Kongsberg Defense & Aerospace.
JSM awalnya dirancang dengan F-35 Joint Strike Fighters dan karena kesamaan dalam nomenklatur, menyiratkan bahwa F-35 secara global pada akhirnya dapat membawa LRASM.
Pada bulan Mei, sebuah F / A-18 Super Hornet menembakkan sebuah LRASM. Peluncuran pertama dari B-1B yang lebih berat minggu ini menandai sebuah tonggak sejarah baru.
Congressional Research Service menjelaskan bahwa LRASM akan menjadi rudal jelajah jarak jauh dari udara ke darat dengan kemampuan otonom, presisi dipandu yang dapat menyerang berbagai target tetap atau bergerak.
Rudal tersebut melakukan manuver yang lebih canggih saat berlayar di sepanjang jalur penerbangannya. Menurut Angkatan Laut Amerika, uji coba hari Rabu rudal menggunakan masukan dari sensor multimodal onboard untuk memberi isyarat kepada senjata tersebut untuk menurunkan ketinggian terbangnya saat ia bergerak mendekati sasarannya. Rudal ini dilengkapi dengan datalink untuk memberikan update saat rudal mendekati area target.
“Hari ini menandai sebuah langkah penting untuk memberi lompatan dalam kemampuan perang permukaan penting pada tahun depan,” kata Kapten Todd Huber, Direktur Program LRASM.
Congressional Research Service mencatat dalam sebuah penelitian tahun 2014 mencatat senjata smaca ini sangat pas dengan upaya Amerika untuk meningkatkan kekuatan di Asia Pasifik dan mungkin terbukti sangat berharga dalam konflik maritim karena musuh potensial terus melengkapi kapal angkatan laut mereka dengan sistem senjata yang sangat canggih.
Baca juga:
China-Rusia Kian Kuat, Armada Pasifik AS: Kami Butuh LRSAM Secepatnya