Kekacauan abadi akibat perang di Timur Tengah membuktikan Osama bin Laden dan pasukan militan pada dasarnya memenangkan perang melawan teror.
Hal tersebut disampaikan mantan analis CIA John Kiriakou dalam acara Louil dan Clear Radio Sputnik Kamis 17 Agustus 2017. Mantan analis CIA ini menjadi terkenal karena mengkonfirmasikan kepada pers bahwa Badan Intelijen Pusat (CIA) telah menggunakan waterboarding untuk menginterogasi tahanan al-Qaeda pada tahun 2007.
Dia menghabiskan lebih dari dua tahun di Penjara setelah dihukum karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Identitas Intelijen dengan memberikan informasi rahasia ke New York Times untuk sebuah lap[oran tahun 2008 tentang waterboarding.
Ketika ditanya mengapa program CIA untuk mempersenjatai dan melatih kelompok pemberontak anti-Assad telah gagal dan ditutup, Kiriako umengatakan, “Dalam keangkuhannya, CIA, NSC [Dewan Keamanan Nasional], Gedung Putih, Departemen Luar Negeri, bahkan Pentagon, tidak pernah memiliki permainan akhir,” jawab Kiriakou.
“Sangat mudah untuk menggulingkan pemerintah, bagian yang sulit adalah membangun sesuatu yang sah dan dapat bertahan serta demokratis setelahnya.”
“Bila Anda menggabungkannya dengan fakta bahwa tidak satu pun dari negara-negara ini memiliki warisan atau sejarah yang demokratis, bahwa demokrasi sebenarnya adalah gagasan Barat yang dipaksakan kepada mereka oleh penjajah, nah, tidak ada kemungkinan terjadinya sesuatu.” ”
Kiriakou mengutip kampanye pengeboman Amerika di Libya yang berakhir dengan kematian diktator Libya Muammar al-Gaddafi. “Tidak ada rencana apa yang akan terjadi setelah dia meninggal, tidak ada rencana untuk menengahi antara suku-suku atau dengan penggerak dan peluru di pemerintahan Libya atau bahkan dengan teknokrat atau birokrat yang kemudian dapat diangkat ke pemerintah, untuk membentuk sesuatu yang benar-benar akan berfungsi. Tidak ada rencana seperti itu, seperti halnya juga tidak ada rencana semacam itu di Suriah.”
Sebelum Libya, invasi Amerika ke Irak untuk menggulingkan diktator Irak Saddam Hussein yang dimaksudkan untuk menjadi kemenangan yang cepat dan mudah, tapi kenyataanya menjadi perang berkepanjangan karena gerilyawan Islam melakukan perang gerilya melawan penjajah Barat.
“Al Qaeda membenci Saddam Hussein sama seperti mereka membenci Amerika Serikat, dia adalah benteng melawan fundamentalisme dan melawan Iran, dan apakah kita suka tau tidak pada politiknya seharusnya tidak relevan. Jika Anda melihat seluruh wilayah ini dan Anda melihat pada ideologi yang bersaing untuk mendapatkan otoritas di wilayah tersebut, Saddam Hussein adalah sahabat terbaik yang bisa kita harapkan pada saat itu. ”
Program CIA yang gagal di Suriah mengancam akan membawa negara ke jalan yang sama seperti Libya dan Irak.
“Saya tidak mengatakan bahwa Assad adalah orang yang baik, saya tidak mengatakan bahwa dia belum membunuh ribuan bangsanya sendiri. Dia orang jahat, tetapi mungkin saja ada skenario dimana tidak ada orang baik dan Jadi Anda harus memilih orang yang memiliki kejahatan lebih rendah.”
Setelah lebih dari satu dekade perang di Irak dan Afghanistan, menurut Kiriakou, al Qaeda telah dikalahkan – tapi apa yang harus ditunjukkan Amerika untuk usaha mereka? “Untuk semua maksud dan tujuan tidak ada yang namanya Al Qaeda lagi, niat kami di Afghanistan adalah untuk menghancurkan Al Qaeda. Kami menang, kami berhasil, ini sudah berakhir, tapi entah bagaimana kebijakan berubah menjadi nation-building.”
Ketika ditanya setelah hampir 16 tahun War on Terror, apa evaluasi Kiriakou atas usaha tersebut? “Saya pikir, sejujurnya, Osama bin Laden menang,” kata agen CIA.
“Tujuannya adalah untuk mempengaruhi ekonomi kita, dia melakukannya, tujuannya adalah untuk membuat kita lengah dalam perang yang tidak pernah berakhir, dia berhasil. Setiap kali kita mengebom sebuah desa, setiap kali kita melakukan serangan pesawat tak berawak, kita membantu al Qaeda atau [ISIS] atau Thalib
