J
et tempur J-15 Angkatan Laut China rusak akibat berbenturan dengan burung. Pesawat tempur berbasis kapal induk dengan nomor 104 ini merupakan pesawat yang ikut pawai besar-besaran militer China pada 30 Juli 2017 lalu.
Tidak ada penjelasan resmi dari kejadian ini. Foto-foto yang beredar di internet menunjukkan pesawat mengalami kebakaran saat mendarat tetapi kemudian dapat di atasi dengan menyisakan sejumlah kerusakan.
Namun beberapa sumber melaporkan insiden ini tidak karena bertabrakan dengan burung teapi karena kegagalan gagang kipas (self-destruction).
China kerap mengatakan Shenyang J – 15 Flying Shark akan mampu menandingi kehebatan F/A-18 Hornet / Super Hornet. Tetapi Sina Military Network pernah menyebut klaiom itu jauh dari kenyataan.
Saat ujicoba pesawat China memiliki banyak kelemahan untuk bisa disandingkan dengan F/A-18 yang menjadi tulang punggung kekuatan udara Amerika tersebut.
Memang, uji coba J-15 untuk lepas landas dan mendarat dengan beban penuh di kapal induk bisa berjalan sukses. Tetapi di balik itu banyak hal yang dikritik. Salah satunya tes dengan senjata berat telah membatasi jangkauan serangan J – 15 hingga jarak 120 kilometer dari kapal induk.
Sebelumnya dikatakan J-15 mampu membawa senjata seberat 12 ton. Tetapi ketika pesawat penuh dengan bahan bakar, dia tidak dapat membawa lebih dari 2 ton rudal dan amunisi. Artinya hanya dua YJ – 83K rudal anti – kapal dan dua PL – 8 rudal udara ke udara yang bisa dia angkut.
