Tiga warga Inggris divonis penjara pada Jumat 11 Agustus 2017 karena menanam ganja dalam jumlah besar di dalam bekas bunker nuklir Perang Dingin di daerah terpencil di Inggris barat daya.
Bunker ini dibangun pada tahun 1980an guna menampung pejabat pemerintah setempat jika terjadi serangan nuklir. Geng tersebut kemudian menggunakan untuk menanam lebih dari 4.000 pohon ganja yang mampu menghasilkan 2 juta pound atau sekitar Rp34 miliar per tahun.
Polisi Inggris mengatakan bunker yang terletak di Chilmark dekat Salisbury dan sebenarnya memang sudah tidak lagi milik Kementerian Pertahanan. Bunker ini masih menggunakan pintu anti-ledakan nuklirn yang membuatnya hampir tidak bisa ditembus.
Orang-orang tersebut, yang ditangkap dalam serangan tengah malam pada bulan Februari. Pertanian ini diperkirakan telah beroperasi sejak 2013. Agar tetap beroperasi, geng tersebut kuga mencuri listrik dari sekitar bangunan tersebut.
“Tidak diragukan lagi ini merupakan pabrik ganja terbesar yang pernah kita lihat di kota ini, dengan hampir semua 20 kamar di dalam bunker dikonversi menjadi produksi ganja,” kata Inspektur Detektif Simon Pope dari Polisi Wiltshire dalam sebuah pernyataan di luar pengadilan Salisbury sebagaimana dikutip Business Insider Senin 14 Agustus 2017.
Orang-orang tersebut mengaku bersalah melakukan persekongkolan untuk memproduksi obat-obatan terlarang dan mencuri listrik.
Martin Fillery, 45, yang memimpin geng tersebut dipenjara selama delapan tahun dan kaki tangannya Ross Winter, 30, dan Plamen Nguyen, 27, masing-masing selama lima tahun.
Baca juga: