Site icon

Kurang dari Separuh Bomber Amerika Yang Siap Tempur Malam Ini

Jika Presiden Amerika Donald Trum memerintahkan untuk menggempur Korea Utara mala mini, maka Angkatan Udara Amerika Serikat hanya memiliki kurang dari separuh dari armada bomber yang siap tempur.

Hal ini sebagai efek bagi skuadron bom yang terus beroperasi pada tingkat tinggi selama 15 tahun terakhir serta masih diperkuat oleh armada tua. Ditambah lagi dengan pemotongan anggaran yang dilakukan dalam beberapa tahun sebelumnya.

Menurut data USAF yang dikutip Military Times Minggu 13 Agustus 2017, dari 75 pembom  B-52, hanya sekitar 33 yang tersedia saat ini.  Sementara dari 62 B- hanya sekitar 25. Dengan jumlahnya hanya 20 unit, pembom stealth B-2 yang siap untuk terbang jika diperintahkan perang mala mini hanya ada delapan pesawat.

“Secara nominal Anda tidak memiliki lebih dari satu digit B-2 yang tersedia untuk melakukan apa saja,” kata pensiunan Angkatan Udara Letnan Jenderal Dave Deptula, yang saat ini merupakan dekan dari Mitchell Institute of Aerospace.

“Bukan hanya kekuatan pembom,”  tegas Deptula. “Angkatan Udara Amerika sekarang  adalah yang terkecil dan paling tidak siap yang pernah ada dalam sejarah. ”

Meskipun jumlahnya di bawah setengah, Kolonel Robert Lepper, Kepala Divisi Pesawat Tempur di Air Force Global Strike Command pembom masih dapat memenuhi perintah presiden jika diperlukan.

“Ketiga armada pengebom kami mampu memenuhi misi. Mereka  selalu berurusan dengan pembom yang kurang,” kata Lepper.

“Khususnya dengan armada B-2 – kami membuat keputusan setiap hari bagaimana memanfaatkan pesawat terbang dengan sebaik-baiknya  dan memenuhi persyaratan yang ada untuk kita pada hari itu.”

Misi utama B-2 adalah pencegahan nuklir. Ini membuat pesawat ini jarang digunakan untuk menyerang ISIS kecuali menyerang target kelompok tersebut di Libya  pada bulan Januari lalu.

Secara keseluruhan, ada 20 B-2 di gudang senjata Angkatan Udara. Meski B-2 adalah pembom termuda, usianya sudah  21 tahun dan sedang menjalani modernisasi. Pada saat bersamaan  dua pesawat masuk dalam pemeliharaan depot dan dua lainnya sedang dalam perbaikan modernisasi jangka panjang, menjadikan hanya 16 yang beroperasi. Dari jumlah itu setidaknya satu B-2 didedikasikan untuk penelitian dan pengujian.

Tetapi fakta sebenarnya jauh lebih sedikit karena kesiapan pesawat hanya  rata-rata 38 persen, yang berarti hanya ada tujuh atau delapan dari 20 B-2 yang siap terbang pada waktu bersamaan. Lebih buruk lagi, Angkatan Udara melaporkan bahwa rata-rata, hanya 51 persen dari pesawat yang tersedia yang siap untuk melakukan misi tempur.

Tiga B-2 dikerahkan ke Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam pada tahun 2016, namun  fasilitas di empat terbatas untuk mendukung kebutuhan perawatan lanjutan mereka. Dalam sebuah unjuk kekuatan  ke Korea Utara, pembom  tersebut  dikerahkan dari rumah mereka di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri.

“Ada satu hanggar khusus yang bisa memenuhi semua kebutuhan B-2” di Guam, kata Lepper. “Tapi mereka harus berbagi.”

Sementara ada 62 pembom B-1 yang tersisa, dan seperti B-2 mereka juga membutuhkan modernisasi. Sekitar enam bomber harus menjalani perawatan dan modernisasi secara bersamaan dan ini membutuhkan waktu lama.  Enam atau lebih lainnya pesawat lainnya tidak tersedia karena program upgrade Angkatan Udara, di mana masing-masing badan pesawat berusia 30 tahun akan mendapatkan fitur kokpit modern untuk meningkatkan kemampuan kesadaran, komunikasi dan jaringan B-1, kata Lawrence.

Dengan demikian Angkatan Udara Amerika rata-rata memiliki sekitar 50 B-1 yang tersedia. Menurut data tahun fiskal 2016, statistik terbaru yang tersedia, 51,6 persen B-1 yang tersedia dalam status misi. Statistik tersebut sesuai dengan apa yang telah dialami armada B-1 selama beberapa tahun terakhir.

B-1 dibagi antara Pangkalan Angkatan Udara Dyess di Texas dan Pangkalan Angkatan Udara Ellsworth di South Dakota, dan lebih mudah untuk ditempatkan di luar negeri daripada B-2.

Baca juga:

AS: Biar Kebanyakan Sudah Tua, Bomber Kami Tapi Tetap Oke

Exit mobile version