Situasi di Semenangjung Korea dinilai Rusia telah sangat dekat dengan potensi penggunaan kekuatan militer. Dan jika perang pecah maka hal itu akn menjadi bencana yang sesungguhnya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan Amerika Serikat gagal memahami konsekuensi serius dari konflik bersenjata.
“Wakil dari lembaga dan anggota Kongres AS kembali meyakinkan rakyat bahwa itu takkan membunuh orang di Amerika Serikat tapi di negara lain. Saya kira mereka bukan hanya berdampak pada Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) tapi juga Korea Selatan,” kata Zakharova sebagaimana dikutip kantor berita Rusia, TASS Minggu 13 Agustus 2017.
Sebelumnya, pada Jumat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan resiko konflik militer antara Amerika Serikat dan Korea Utara sangat tinggi, dan Rusia berharap akal sehat akan menang.
Peringatan itu disampaikan setelah Pyongyang dan Washington terlibat saling ancam untuk menggunakan kekuatan terhadap satu sama lain pada pekan ini.
Pyongyang pada Kamis mengancam bahwa negeri tersebut akan mempersiapkan rencana sampai pertengahan Agustus untuk menyerang wilayah Amerika, Guam, dengan rudal jarak sedang.
Militer Korea Utara mengatakan di dalam satu pernyataan pada Kamis bahwa rencananya untuk menyerang Guam dengan menggunakan rudal jarak menengah akan siap pada pertengahan Agustus dan pelaksanaannya akan tergantung atas keputusan pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
Pernyataan itu adalah reaksi terhadap peringatan sangat keras dari Presiden Amerika Donald Trump pada Selasa, saat ia mengatakan, “Korea Utara sebaiknya tidak mengeluarkan ancaman lagi terhadap Amerika Serikat. Mereka akan dihadapi dengan tembakan dan kemarahan yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya.”
Baca juga: