Angkatan Bersenjata Ukraina telah kehilangan lebih dari 3.000 personelnya sejak dimulainya operasi di Donbas pada 2014.
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina Viktor Muzhenko dalam sebuah wawancara dengan badan Ukraina LIGA.net yang diterbitkan Selasa 9 Agustus 2017 lalu.
“Selama tiga tahun perang, ada 2.307 korban meninggal dan 8.185 orang luka-luka [per 27 Juli], ini korban di pasukan tempur. Korban non-combat total 871 orang,” kata Muzhenko.
Kiev meluncurkan operasi militer khusus di tenggara Ukraina pada bulan April 2014, setelah penduduk setempat menolak mengakui pemerintah baru Ukraina yang mendapat kekuasaan dari hasil kudeta.
Pada bulan Februari 2015, kedua belah pihak mencapai kesepakatan damai setelah pertemuan yang diperantarai oleh para pemimpin Rusia, Prancis, Jerman dan Ukraina – yang disebut Normandia Format – di ibukota Minsk, Belarusia. Kiev enggan untuk menerapkan sejumlah ketentuan kesepakatan Minsk.
Kesepakatan tersebut menetapkan gencatan senjata penuh, penarikan senjata dari jalur kontak di Ukraina timur, pertukaran semua tahanan dan reformasi konstitusional, yang akan memberi status khusus kepada Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang memproklamirkan diri. Kedua pihak terus-menerus saling menuduh melanggar kesepakatan.
Menurut data, yang diberikan oleh International Crisis Group pada akhir Juni, sekitar 10.000 orang kehilangan nyawa mereka di Ukraina timur sejak awal konflik.
Baca juga: