Pesawat pengintai RC-135 milik Angkatan Udara Inggris dikabarkan sedang dalam perjalanan ke Semenanjung Korea di tengah ketegangan yang meningkat antara Korea Utara dan kekuatan sekutu Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan,
“RAF telah diminta untuk bergabung dengan operasi mata-mata internasional atas negara nakal tersebut untuk mengetahui lokasi-lokasi nuklir dan baterai artileri,” tulis Mirror dalam sebuah artikel Jumat 11 Agustus 2017, mengutip sumber intelijen.
“Perencana perang Barat sangat ingin meminimalkan jumlah korban tewas dan itu berarti peningkatan pengumpulan intelijen dalam jumlah besar melawan Korea Utara,” kata seorang pejabat Inggris tanpa nama resmi.
“Meskipun konflik antara Korea Utara dan Amerika dan sekutu mereka tidak terpikirkan, segala sesuatu yang sedang dilakukan untuk mempersiapkan jika hal itu terjadi,” tambah sumber tersebut.
Namun laporan pengiriman pesawat mata-mata itu masih diperdebatkan oleh beberapa orang. Koresponden Pertahanan Berita Sky Alistair Bunkall, misalnya dalam melalui Twitter mengatakan tidak yakin hal itu terjadi “Saya yakin untuk mengatakan ini tidak terjadi.”
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kepada Sputnik bahwa Washington sama sekali tidak meminta bantuan Inggris untuk mengidentifikasi lokasi nuklir.
Namun, intelijen Inggris, pesawat pengintai dan pengintai dikerahkan ke Irak utara tahun lalu untuk tujuan pengumpulan intelijen, jadi bantuan mereka ke Amerika yang tidak akan pernah terjadi sebelumnya.
“Saya dapat memastikan bahwa kita telah menggunakan Rivet Joint, pesawat pengawas terbaru kami, penerus Nimrod, untuk memberi gambaran yang lebih baik, lebih banyak intelijen dan analisis tentang apa yang terjadi di lapangan, yang akan membantu pemerintah Irak, orang Kurdi Kekuatan dan Amerika,” kata Menteri Pertahanan Michael Fallon tahun lalu.
Baca juga:
Permainan Berbahaya, NATO Terus Mencari Titik Lemah Pertahanan Udara Rusia