Cara Membunuh F-22 dan F-35 Sebenarnya Tidak Terlalu Rahasia
F-22

Cara Membunuh F-22 dan F-35 Sebenarnya Tidak Terlalu Rahasia

Pesawat dan bomber siluman Amerika Serikat harus diakui sebagai teknologi yang menakjubkan, tetapi bukan berarti mereka tidak bisa dikalahkan

Amerika Serikat telah menuangkan dana US$10 miliar untuk  mengembangkan pesawat tempur siluman generasi kelima seperti Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Joint Strike Fighter. Namun, perangkat pemrosesan sinyal relatif sederhana, dikombinasikan dengan rudal dengan hulu ledak besar dan sistem bimbingan terminal sendiri, berpotensi memungkinkan radar frekuensi rendah dan sistem senjata  menargetkan dan menembak  pesawat generasi terbaru Amerika.

Ini adalah fakta yang dikenal dalam Pentagon dan kalangan industri sebagai radar frekuensi rendah yang beroperasi di  band VHF dan UHF  dan  mendeteksi dan melacak pesawat rendah diamati.  Secara umum dinyatakan  bahwa radar tersebut memang tidak dapat memandu rudal ke target  karena tidak bisa menghasillan  track senjata secara berkualitas. Tetapi menurut beberapa ahli sebenarnya pendapat itu tidak sepenuhnya tepat.

Secara tradisional, membimbing senjata dengan radar frekuensi rendah telah dibatasi oleh dua faktor. Salah satu faktor adalah lebar antenna radar, sedangkan yang kedua adalah lebar gelombang radar. Namun kedua  keterbatasan ini dapat diatasi dengan pemrosesan sinyal.

Lebar  radar secara langsung berhubungan dengan desain antena yang tentu harus besar karena frekuensi rendah. Radar frekuensi rendah awal seperti radar VHV P-14 Tall King yang dibangun Rusia berukuran sangat besar  dan menggunakan bentuk semi-parabola untuk mengurangi lebar radar.

Kemudian ada radar  P-18 Spoon Rest  menggunakan array Yagi-Uda yang lebih ringan dan lebih kecil. Tapi radar frekuensi rendah awal ini memiliki beberapa keterbatasan serius dalam menentukan jangkauan dan arah yang tepat dari kontak.

Selain itu, mereka tidak bisa menentukan ketinggian karena beam radar yang diproduksi oleh sistem ini memiliki luas beberapa derajat di azimuth dan puluhan derajat di ketinggian.

Keterbatasan  radar band VHF dan UHF lain adalah bahwa lebar gelombang panjang dan mereka memiliki pulse repetition frequency [PRF]  rendah yang berarti sistem tersebut tidak akurat untuk  menentukan kisaran.

Mike Pietrucha, seorang mantan perwira peperangan elektronik USAF yang menerbangkan  McDonnell Douglas F-4G Wild Weasel  dan Boeing F-15E Strike Eagle sebagamana dikutip Dave Majumdar dari National Interest Jumat 20 Januari 2017 mengatakan  lebar gelombang  20 mikrodetik akan menghasilkan gelombang kira-kira sepanjang 19.600 kaki. Itu berarti bahwa rentang tidak dapat ditentukan secara akurat dalam jarak 10.000 kaki. Selanjutnya, dua target yang berdekatan  tidak dapat dibedakan.

Next: Masalah Terpecahkan