Johannes Marliem, salah satu saksi kunci kasus mega korupsi E-KTP meninggal dunia di Amerika Serikat. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengkonfirmasi hal tersebut.
“Informasi benar Johannes Marliem meninggal dunia, tetapi kami belum dapat informasi yang rinci karena peristiwanya terjadi di Amerika Serikat,” kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah sebagaimana dilaporkan Antara Jumat 11 Agustus 2018.
Lebih lanjut, Febri menyatakan, bahwa kasus kematian Johannes Marliem secara lebih rinci menjadi domain dari otoritas atau penegak hukum setempat. Ia pun menegaskan, bahwa penyidikan kasus E-KTP akan tetap berjalan karena penyidik memilik bukti kuat terkait kasus tersebut.
Johannes Marliem merupakan Direktur Biomorf Lone LCC Amerika Serikat, perusahaan penyedia layanan teknologi biometrik. Johannes diduga memiliki bukti rekaman proses pembahasan anggaran proyek pengadaan KTP-el, termasuk dengan Ketua DPR RI Setya Novanto yang saat itu menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
Dalam dakwaan penuntut umum KPK kepada terdakwa Irman dan Sugiharto, Johanes Marliem juga disebut menerima US$14,88 juta dan Rp 25,24 miliar terkait proyek sebesar Rp 5,95 triliun tersebut. Dalam kasus ini, Ketua DPR yang juga Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto telah ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Seperti dilansir CBS Los Angeles, Jumat Marliem tewas dengan luka tembak. Marliem diduga bunuh diri memakai pistol di kediamannya, Beverly Grove, Los Angeles, Kamis (108) dini hari sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
CBS Los Angeles dalam artikelnya menyebutkan, lelaki yang diduga Marliem tersebut mengurung seluruh anggota keluarganya di dalam rumah sebelum ditemukan tewas dengan luka tembak.
“Rabu malam, FBI menerima laporan seorang lelaki bersenjata mengurung keluarga di dalam rumah. Informasi itu diterukan kepada LAPD (kepolisian LA),” tulis CBS.
Setelah mendapat laporan tersebut, tim LAPD menyambangi rumah tersebut. Setelah bernegosiasi, lelaki diduga Marliem itu mau mengantarkan seorang perempuan dan dan satu bocah ke luar rumah.
Seusai menyelamatkan perempuan dan bocah tersebut, polisi lantas memasuki rumah. Mereka menemukan laki-laki diduga Marliem tersebut sudah tewas bersimbah darah karena tembakan. Polisi menduga lelaki itu bunuh diri.