Pasukan pemberontak yang didukung oleh Amerika saat ini telah mengepung ISIS di wilayah kecil di Raqqa yang menjadi ibukota ISIS di Suriah. Tetapi Kurdi Suriah memperkirakan untuk mengusir militan tersebut masih membutuhkan waktu lama hingga empat bulan.
“Kami telah membersihkan sekitar setengah dari Raqqa dan kami maju ke semua sumbu,” kata Haval Gabar, komandan berusia 25 tahun dari milisi Kurdi YPG yang mengarahkan serangan terhadap kubu Suriah di Suriah.
Unit Pasukan Demokratik Suriah, sebuah aliansi yang didominasi oleh YPG, terhubung sepenuhnya di distrik selatan Raqqa pada hari Selasa 8 Agustus 2017, mengepung militan di pusat kota yang mencakup Kota Tua.
“Sehari sebelumnya kemarin masih ada celah kecil,” kata Gabar sebagiamana dilaporkan Business Insider Kamis 10 Agustus 2017. “Kemarin sudah tutup, kini kita terus menuju Mansour dan Rashid.”
SDF, yang didukung oleh serangan udara dan pasukan koalisi pimpinan Amerika, telah berjuang sejak Juni untuk mengusir ISIS dari kota Raqqa. Sebuah kampanye terpisah mendorong kelompok tersebut dari benteng Mosul bulan lalu.
Namun, serangan Raqqa secara intensif dimulai pada bulan November dan berhasil merebut kota-kota dan desa-desa sekitar hingga akhirnya mengepung ISIS di wilayah yang kecil.
Namun kemajuan tersebut berjalan dengan hati-hati, kata beberapa pejabat, karena ISIS menggunakan penembak jitu, bom mobil dan jebakan, dan melarang warga sipil untuk pergi, menjadikan waktu yang dibutuhkan untuk mengalahkan ISIS masih akan cukup panjang.
Prediksi awal YPG bahwa pertempuran Raqqa akan berakhir dalam hitungan minggu terbukti salah. “Butuh tiga sampai empat bulan lagi untuk menyelesaikan Raqqa,” kata Gabar.
SDF maju dengan mantap, namun dia menambahkan: “Mereka telah meletakkan banyak ranjau, itu adalah salah satu kesulitan terbesar. Sedangkan untuk bom mobil, mereka tidak menggunakannya setiap hari, tapi jika pasukan kita maju di jalan, maka mereka mengerahkannya [bom mobil]. ”
Juru bicara SDF Talal Selo mengatakan pada hari Selasa bahwa ranjau memperlambat gerakan bahkan di mana pasukan ISIS telah mundur dari wilayah itu.
“Di wilayah utara tidak ada kehadiran ISIS, namun pada saat bersamaan kekuatan kita tidak bisa semakin mendekat karena ISIS telah memasang area ini dengan bahan peledak dan ranjau dalam jumlah besar,” katanya.
Selain itu ISIS memiliki penembak jitu yang sangat tangguh. Mereka sebagian berasal dari Chechnya. “Ada banyak penembak jitu. Mereka bagus, terutama orang-orang Chechnya,” kata personel YPG Adel yang berusia 20 tahun.
Gabar mengatakan bahwa meskipun ada perlawanan, beberapa ratus militan telah menyerahkan diri dan memperkirakan tidak tersisa lebih dari 1.000 orang. Dia percaya moral mereka telah jatuh.
“Mungkin 600 ISIS telah menyerah, kebanyakan pejuang asing yang tersisa di kota sekarang, mereka yang memiliki keluarga cenderung menyerahkan diri.”
Sejumlah warga sipil telah keluar dari kota setiap hari, tapi kebanyakan tidak bisa pergi. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hingga 50.000 warga sipil terjebak di dalam kota.
Koalisi Amerika dan sekutunya mengatakan bahwa mereka berhati-hati untuk menghindari korban sipil juga alasan lain untuk maju dengan hati-hati. SDF menyatakan sangat ingin segera menyelesaikan pertempuran. “Kita akan segera selesai,” kata seorang pejuang YPG. “Kami membunuh 10 sampai 15 ISIS sehari.”
Baca juga: