Harga senjata di pasar gelap Belgia telah naik dua kali lipat, dan bahkan tiga kali lipat untuk amunisi tertentu dalam beberapa waktu terakhir.
Surat kabar La Libre Belgique pada Kamis 10 Agustus 2017 mengutip studi dari Flemish Peace Institute melaporkan peningkatan drastis ini terjadi setelah serangan teror di Paris dan Brussels pada 2015-2016,.
Senapan Kalashnikov dilaporkan saat ini dibanderol dengan harga antara 2.000 sampai 3.000 euro (sekitar Rp31 juta-Rp47 juta). Padahal sebelum terjadi serangan teror harganya hanya sekitar 1.200 euro (sekitar Rp18 juta). mengatakan. Sementara pistol Glock harganya melejit tiga kali lipat menjadi 3.000 euro atau sekitar Rp47 juta sekarang ini.
Studi tersebut juga mengindikasikan bahwa telah terjadi penurunan pengiriman senjata ilegal ke Brussels, sesuatu yang dapat dikaitkan dengan tindakan kontraterorisme dan ancaman hukuman penjara jangka panjang untuk menjual senjata kepada teroris.
Belgia sering disebut sebagai pusat utama senjata illegal di Eropa. Perdagangan senjata terlarang adalah salah satu bisnis yang paling menguntungkan.
Selama dua tahun terakhir, dunia telah menyaksikan beberapa serangan teror, termasuk di kota-kota Eropa seperti Paris, Brussels, Nice, Berlin, London dan Stockholm.
Pada tanggal 13 November 2015, tiga kelompok bersenjata melakukan serangan di ibukota Prancis dan sekitarnya, menewaskan 130 orang dan melukai lebih dari 350 orang.
Pada 22 Maret 2016, ledakan melanda Bandara Brussel dan Stasiun Metro, menewaskan 32 orang dan melukai setidaknya 300 lainnya.
Baca juga:
Di Libya, Anda Bisa Beli Senjata Anti-Pesawat Lewat Facebook
