Rusia melengkapi beberapa pasukannya dengan senapan sniper baru yang berbeda secara radikal dibanding senjata sebelumnya.
Senjata baru itu adalah T-5000 yang pengujiannya dimulai pada 2011. Senjata ini dibangun dengan meniru desain barat yang sudah sukses. T-5000 mengalami beberapa tahun pengujian lapangan sebelum kemudian masuk ke produksi yang dikenal sebagai T-5000M.
Senjata ini memiliki berat 6,5 kg bolt action rifle 66cm (26 inch) barrel, lima round magazine dajn Picatinny rail. T-5000 juga tersedia dalam versi standard NATO 7.62x51mm, .300 Winchester Magnum or .338 (8.6mm) Lapua Magnum. Dengan putaran 8.6mm T-5000 dapat membidik secara akurat ndari jarak 2.000 meter.
T-5000 adalah bagian dari upaya Rusia untuk mereformasi angkatan bersenjata mereka yang sebagian besar masih merupakan sisa-sisa era Perang Dingin. Tidak segan Rusia mengadopsi teknik terbaik yang digunakan oleh negara-negara Barat yang terbukti telah sukses.

T-5000 adalah bagian dari upaya untuk membangun lagi kekuatan penembak jitu mereka. Pada tahun 2010 Rusia memilih anggota sniper baru dan diberi pelatihan khusus selama tiga bulan. Rusia berusaha untuk mendapatkan setidaknya seribu tambahan penembak jitu pada tahun 2016. Dan sepertinya mereka berhasil.
Rusia adalah negara yang memiliki kekuatan penembak jitu besar dan menakutkan selama Perang Dunia II, dan mengembangkan banyak teknik pelatihan dan operasional yang sekarang digunakan oleh tentara Barat. Tetapi sejak Perang Dingin berakhir semua kekuatan Rusia merosot termasuk dalam kemampuan sniper.

Amerika Serikat telah menjadi pengguna yang paling sukses dari penembak jitu dalam abad ini. Sejak tahun 2001 pelatihan sniper di Angkatan Darat dan Korps Marinir Amreika mengalami perubahan yang luar biasa.
Sebagian besar karena begitu banyak penembak jitu mendapatkan banyak pengalaman tempur. Pengalaman kemudian dibawa ke sekolah pelatihan sniper.
Perubahan lain telah meningkatkan komunikasi antara tiga pusat utama pelatihan sniper (angkatan darat, marinir dan pasukan khusus). Masing-masing sekolah-sekolah ini telah lama cenderung berkembang sendiri-sendiri.
Tetapi setelah tahun 2001 mulai ada pertukaran antara mereka terkait taktik, teknik dan pengalaman tempur. Akhirnya, pertumbuhan jumlah penembak jitu menyebabkan banyak senjata sniper lebih dikembangkan dan diproduksi.
Pada tahun 2004 Angkatan Darat AS, meniru Korps Marinir AS dengan mulai melatih penembak jitu tambahan, sehingga unit Angkatan Darat akan memiliki sniper tiga kali lebih banyak.
Dan kini, sniper Rusia bangkit dari tidur panjangnya. Para sniper Rusia ini mengambil kembali ilmu mereka yang digunakan barat dan mendapatkan senjata yang mematikan.