Tentara Berhadapan dalam Jarak 150 Meter, China Minta India Tarik Pasukan
Sputnik

Tentara Berhadapan dalam Jarak 150 Meter, China Minta India Tarik Pasukan

Beijing menuntut New Delhi harus ‘segera menarik pasukan’ dari perbatasan yang disengketakan di tengah pemberontakan Donglang.

China mengatakan India telah menempatkan kekuatan militer mereka di sepanjang perbatasannya. Beijing menuntut agar New Delhi segera menarik pasukan tersebut sebelum ketegangan semakin tidak terkendali.

Ketegangan di dataran tinggi, yang terletak di persimpangan China-India-Bhutan, adalah salah satu perselisihan perbatasan terburuk antara kedua negara berkekuatan nuklir yang memiliki hubungan tidak baik tersebut selama lebih dari 30 tahun.

Pada Kamis 3 Agustus 2017, Kementerian Luar Negeri China mengatakan jika ingin menghargai perdamaian, India harus “segera menarik pasukan” dari wilayah  yang di Beijing dikenal sebagai Donglang , sementara New Delhi menyebutnya sebagai Doklam.

Dataran tinggi saat ini diperebutkan antara China dan Bhutan dengan India mendukung klaim Bhutan. “Sudah lebih dari sebulan sejak kejadian tersebut, India tidak hanya masih tinggal di wilayah China secara ilegal, juga memperbaiki jalan di belakang, menimbun pasokan, mengumpulkan sejumlah besar personel bersenjata,”  kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan yang dilansir sejumlah media. “Ini tentu bukan untuk perdamaian.”

Dalam sebuah pernyataan ke parlemen pada  Kamis, Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj mendesak dilakukan dialog berdasarkan  pemahaman tertulis mengenai persimpangan perbatasan yang dicapai pada tahun 2012.

“India selalu percaya bahwa perdamaian dan ketenangan di perbatasan India-China merupakan prasyarat penting untuk memperlancar pengembangan hubungan bilateral kita,” kata Swaraj dalam rilis yang dikeluarkan kantornya.

“Kami akan terus terlibat dengan pihak China melalui jalur diplomatik untuk menemukan solusi yang dapat diterima bersama.”

Kebuntuan dimulai pada bulan Juni ketika pasukan China mulai membangun jalan melalui dataran tinggi tersebut. India kemudian mengirim pasukan atas permintaan Bhutan, dan memperingatkan China bahwa pembangunan jalan di dekat perbatasan bersama mereka akan memiliki implikasi keamanan yang serius.

Jalan tersebut memberi akses China ke wilayah yang disebut Chicken’s Neck, sebidang jalur tipis yang menghubungkan India dengan wilayah timur lautnya yang terpencil.

Chicken’s Neck yang dilingkari merah

Pejabat India mengatakan sekitar 300 tentara dari kedua belah pihak kini saling berhadapan dalam posisi sekitar 150 meter.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa negara tersebut telah menunjukkan niat baik dan bahwa pasukannya telah melakukan pengekangan sepenuhnya, namun memperingatkan bahwa “pengekangan memiliki garis bawah”.

“Tidak ada negara yang boleh meremehkan kepercayaan dan kewaspadaan militer China untuk memenuhi misinya dalam menjaga perdamaian, dan seharusnya tidak meremehkan tekad dan keinginan militer China untuk mempertahankan kepentingan kedaulatan, keamanan dan pembangunan negara tersebut,” katanya.

Militer China juga mengadakan latihan penembakan di daerah yang dipersengketakan tersebut.  Televisi pemerintah pada  Jumat 4 Agustus 2017 mengatakan bahwa lebih banyak latihan telah dilakukan baru-baru ini, walaupun tidak memberikan lokasi yang tepat.

Dalam sebuah editorial,  China Daily mengatakan bahwa China tidak sedang dalam mood untuk bertengkar.

“Namun, jika perilaku baik tidak berhasil, pada akhirnya, mungkin perlu untuk memikirkan kembali pendekatan kita. Terkadang pukulan langsung bisa bekerja lebih baik daripada seribu permohonan untuk membangunkan seorang pemimpi,” tulis media China berbahasa Inggris itu.

Baca juga:

BrahMos India vs DF-21d China, Menang Mana?