Angkatan Udara Amerika telah selesai menguji penyebaran bom khusus dari pembom B-52 Stratofortresses. Bom yang diuji pada 25 Juli 2017 lalu di Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California ini tidak memiliki kemampuan ledak, tetapi bisa mengirimkan teror.
Bom-bom tersebut berfungsi untuk menyebarkan leaflet atau selebaran yang akan menjadi komponen kunci operasi psikologis. Dengan cara ini militer Amerika berkomunikasi dengan penduduk lokal. Setelah dilepaskan dari sayap pesawat, bom PDU-5 / B yang direkonstruksi dari sebuah bom cluster tersebut akan membuka di udara dan membuat hujan selebaran.
Tes tersebut menggunakan B-52 yang menjatuhkan 16 bom PDU-5 / B. Setiap tabung bisa menyebarkan sebanyak 60.000 selebaran.

Selebaran tersebut digunakan untuk informasi, propaganda dan tujuan kemanusiaan. Sejak Perang Dunia II, bom leaflet telah digunakan untuk mebier informasi kepada warga sipil tentang rencana penyerangan ke sebuah daerah dan tata cara evakuasi. Dalam kasus tertentu, leaflet juga digunakan untuk menggerakkan warga lokal untuk melawan pemimpin mereka.,
Selebaran yang berisi tata cara evakuasi juga pernah dikirim ke desa-desa dan lingkungan selama Operasi Kebebasan Irak sebelum jet Angkatan Udara AS memulai sebuah kampanye pengeboman di Baghdad, Irak.
Pada tahun 2015, F-15 Eagle melakukan misi perang propaganda ini dengan menjatuhkan selebaran pada kelompok ISIS di Suriah.
Tiga tahun sebelumnya, Angkatan Darat Amerika menjatuhkan bom informasi di Afghanistan. Pada tahun 2011, pesawat EC-130 USAF juga melakukan siaran radio dari udara untuk meminta anggota angkatan bersenjata Libya memberontak kepada Muammar Gaddafi.
Secara historis, hanya helikopter dan jet tempur yang menjatuhkan munisi PDU-5 / B. Tidak jelas apakah pengujian bom propaganda ini juga terkait dengan ketegangan di Korea Utara. Artinya jika perang tidak bisa dihindari, Amerika akan menyebarkan leaflet yang mungkin akan mempengaruhi rakyat dan tentara Korea Utara untuk menyerah atau melakukan pemberontakan. Pada perang Korea, Amerika pernah menggunakan strategi ini, tetapi terbukti tidak efektif.
Baca juga:
AS Jatuhkan Miliaran Leaflet di Perang Korea, dan Nyaris Tak Ada yang Baca