Ranggalawe, Pahlawan Tuban di Balik Berdirinya Majapahit

Ranggalawe, Pahlawan Tuban di Balik Berdirinya Majapahit

Masih bicara soal Tuban, kali ini kita akan mengupas seorang sosok yang oleh masyarakat Tuban dianggap sebagai pahlawan. Dia adalah Ranggalawe. Siapa dia?

Namanya memang tidak seterkenal Gadjah Mada, tapi Ranggalawe merupakan sosok kunci yang ikut mendirikan kerajaan Majapahit bersama Raden Wijaya. Sejarah kemudian mencatat Majapahit adalah kerajaan terbesar yang pernah berdiri di bumi Nusantara.

Dalam sejarah tercatat bahwa sebelum Majapahit ada dan berdiri, Ranggalawe merupakan salah satu pengikut setia Raden Wijaya.

Sayangnya, namanya tenggelam oleh popularitas tokoh-tokoh lain dan juga karena dia harus meninggal karena melakukan pemberontakan. Walaupun begitu, Ranggalawe tetap dikenang dan diabadikan sebagai pahlawan oleh mayoritas masyarakat Tuban, Jawa Timur, hingga sekarang ini.

Dari sedikit catatan diketahui Ranggalawe memiliki nama kecil Arya Dhikara. Dia merupakan anak dari seorang tokoh Singosari yang sangat dihormati di zamannya, yaitu Arya Wiraraja. Dia berhasil menduduki jabatan terhormat di kerajaan sebagai penasehat pemerintahan pada usianya yang tergolong masih muda.

Arya Wiraraja yang memiliki jabatan Demung Nyapati (Rakyan Demung) atau jabatan tinggi negara yang dekat dengan raja ini mendapatkan mandat dari pemerintahan Singosari untuk menjadi Bupati Songenep (Sumenep), di pulau yang menjadi tanah kelahiran Arya Dhikara, Pulau Madura.

Dari kecil hingga remaja, Arya Dhikara tumbuh berkembang di pulau Madura  hingg  saat usianya sudah menginjak dewasa, dia diutus oleh ayahnya untuk membantu Sri Rajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya, membuka Hutan Tarik di sebelah barat Sidoarjo untuk dijadikan sebuah desa dengan nama Majapahit.

Beberapa saat setelah membantu Raden Wijaya membuka lahan, tentara Mongol yang dipimpin Shihpi, Kau Hsing dan Ike Mese berjumlah sektar 20.000 orang menyerbu Pulau Jawa untuk membalas perlakuan pemerintahan Kartanegara terhadap utusan Kubilai khan.

Kedatangan pasukan Tar-tar ini  dimanfaatkan oleh Raden Wijaya dan Arya Wiraraja untuk memerangi Jayakatwang yang dipimpin Raja Glanggang dari Kediri. Setelah berhasil menggunakan ‘bantuan’ dari pasukan Tar-tar, Kediri akhirnya berhasil dikalahkan.

Tetapi pasukan Raden Wijaya dan Arya Wiraraja serta Arya Dhikara berbalik menyerang bala tentara  Tar-tar hingga terusir dari pulau Jawa, pada tahun 1293. Setelah itu Majapahit berdiri menjadi kerajaan.

Atas jasanya itu, Arya Dhikara dinobatkan sebagai penguasa sebuah daerah di pinggiran Pulau Jawa yang juga merupakan pelabuhan utama di Jawa Timur dan kini dikenal dengan nama Tuban. Selain itu, Raden Wijaya juga memberikan gelar kehormatan kepada Arya Dhikara, yaitu Ronggalawe karena berhasil mengumpulkan pasukan kavaleri dengan kekuatan 700 personel.

Menurut pakar sejarah, Ranggalawe  merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu Ronggo yang memiliki artian ksatria atau pegawai kerajaan, sedangkan Lawe merupakan sinonim dari wenang, benang atau menang yang artinya kekuasaan atau kemenangan. Jadi jika keduanya digabung akan memiliki artian ksatria pemenang.

Namun ada kabar sejarah lain yang menyatakan bahwa penguasa Tuban pertama bukanlah Ranggalawe, melainkan Arya Dandang Wacana. Akan tetapi menurut beberapa prasasti dan bukti lain, justru tidak pernah disebutkan bahwa Arya Dandang wacana adalah penguasa pertama Tuban, melainkan adalah Ranggalawe.

NEXT: PEMBERONTAKAN RANGGALAWE