Setelah peluncuran rudal balistik antar benua yang mendarat di sebelah barat Jepang, presiden Amerika Donald Trum memilih China sebagai kambing hitam pada Sabtu malam, dengan mengatakan bahwa negara tersebut sebenarnya dapat “menyelesaikan masalah ini dengan mudah”.
“Mereka tidak melakukan apa-apa untuk kita dengan Korea Utara, hanya bicara. Kami tidak akan membiarkan hal ini berlanjut. China bisa dengan mudah memecahkan masalah ini!” tulisnya di akun Twitter
Pernyataan Trump juga diperkuat dengan Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson, yang mengeluarkan sebuah pernyataan dengan menyalahkan China dan Rusia atas pelanggaran terus-menerus terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB oleh Korea Utara.
“Sebagai pelaksana ekonomi utama program nuklir Korea Utara dan program pengembangan rudal balistik, China dan Rusia memiliki tanggung jawab unik dan khusus atas ancaman terhadap stabilitas regional dan global,” kata Tillerson.
Pada bulan April, Trump memuji pertemuan pertamanya dengan Presiden China Xi Jinping, yang kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Xi setuju untuk menunda pengiriman batubara dan bahan bakar untuk menekan Korea Utara supaya menghentikan perilaku berperang tersebut. Namun, sejak saat itu, Korea Utara terus mengancam tetangganya dan Amerika Serikat, dan Trump telah semakin kritis terhadap Beijing.
Peluncuran rudal Korea Utara pada hari Jumat merupakan yang kedua bulan ini. Meskipun rudal tersebut mendarat di sebelah barat Jepang, para ahli mengatakan akan cukup kuat untuk mencapai sebagian besar daratan Amerika. Kantor berita resmi Korea Utara mengatakan pemimpin Kim Jong Un mengatakan bahwa tes terakhir dimaksudkan untuk mengirim peringatan serius ke Amerika.
China mengecam peluncuran tersebut, sementara Jepang, Korea Selatan dan Amerika berjanji untuk bekerja sama dalam sebuah langkah Dewan Keamanan baru yang bertujuan untuk membatasi ambisi nuklir Korea Utara.