Bagi astronom yang duduk di kursi dan hampir semua orang yang menonton langit selama gerhana matahari total 21 Agustus, semuanya hanya akan berlangsung dalam 2½ menit.
Namun sebuah tim ilmuwan yang didanai NASA akan mengejar bayangan bulan dengan menggunakan pesawat jet WB-57F yang akan membawa kamera untuk bisa memantau fenomena tersebut selama tujuh menit.
WB-57F adalah pesawat varian dari RB-57F pesawat pengintai strategis yang sangat khusus. RB-57F dikembangkan oleh General Dynamics pada tahun 1960 dari bomber taktis Martin B-57 Canberra. Pesawat kemudian digunakan oleh Air Weather Service untuk pengintaian cuaca dan dikenal sebagai WB-57F), dan kemudian oleh NASA untuk penelitian atmosfer ketinggian tinggi.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Amir Caspi dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, akan mengikuti kegelapan gerhana di seluruh Amerika Serikat dengan dua jet penelitian NASA. Pesawat akan lepas landas dari Houston dan terbang melintasi Missouri, Illinois dan Tennessee.
https://www.youtube.com/watch?v=R0GNqlGNZkI
Dipasang di hidung kedua pesawat akan dipasangi teleskop bertujuan untuk menangkap gambar paling jelas dari atmosfer luar matahari, yang dikenal sebagai korona. Gambar nanti akan menjadi yang paling jelas dari yang pernah ada
“Ini bisa jadi merupakan pengamatan terbaik yang pernah dilakukan mengenai fenomena frekuensi tinggi di korona,” kata Dan Seaton, co-investigator proyek dan peneliti di University of Colorado di Boulder dalam sebuah pernyataan tertulis sebagaimana dikutip CBC Jumat 28 Juli 2017.
Gerhana matahari total pada Agustus nanti akan dialami sejumlah kota di Amerika Serikat. “Memperluas waktu pengamatan dan pergi ke tempat yang sangat tinggi memungkinkan kita melihat beberapa peristiwa atau gelombang lintasan yang pada intinya tidak terlihat hanya dalam dua menit pengamatan dari lapangan.”

Selama gerhana matahari total, bulan benar-benar akan menghalangi matahari, menjadikan korona matahari terlihat sangat kontras dengan kegelapan di sekitarnya.
Ilmuwan berharap bisa membuka beberapa misteri seputar mengapa lapisan terluar atmosfer matahari lebih panas dari pada lapisan yang lebih dekat ke inti matahari.
Ledakan mikro di permukaan matahari – dikenal sebagai nanoflares – dapat berperan dalam fenomena yang membingungkan ini, dan gerhana tersebut menawarkan kesempatan langka untuk mengamati mereka.
Pada saat yang sama, tim mengharapkan untuk mendapatkan gambar termal Merkurius untuk mengetahui bagaimana suhu bervariasi di permukaan planet yang paling dekat dengan matahari.
NASA mendanai 11 proyek yang memungkinkan ilmuwan menggunakan gerhana untuk belajar tentang matahari dan hubungannya dengan atmosfir bumi.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2017/01/19/bentuknya-memang-jelek-tapi-guppy-jadi-andalan-nasa/