Setahun Pentagon Keluarkan Rp550 Miliar untuk Beli Viagra

Setahun Pentagon Keluarkan Rp550 Miliar untuk Beli Viagra

Melalui akun Twitter-nya Rabu 26 Juli 2017 Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan larangan bagi transgender  bertugas di militer. Biaya medis disebut sebagai pendorong utama keputusan tersebut diambil.

“Militer kita harus fokus pada kemenangan yang menentukan dan luar biasa dan tidak dapat dibebani dengan biaya medis dan gangguan yang luar biasa  dimiliki oleh transgender di militer,” tulis presiden tersebut.

Meski Trump tidak menyebutkan berapa sebenarnya biaya perawatan medis untuk mendukung klaimnya, sebuah penelitian  Departemen Pertahanan yang diterbitkan tahun lalu oleh Rand Corp dan dikutip Washingon Post Kamis 27 Juli 2017 memberikan perkiraan menyeluruh tentang biaya medis yang dibutuhkan untuk militer transgender.

Mengingat prevalensi petugas transgender di antara militer tugas aktif dan biaya perawatan kesehatan khas untuk perawatan medis transisi gender, studi Rand memperkirakan bahwa perawatan ini akan menelan biaya militer antara US$ 2,4 juta sampai US$ 8,4 juta per tahun.

Studi ini tidak memasukkan perkiraan biaya untuk pasukan cadangan, karena “persyaratan perawatan kesehatan militer mereka yang sangat terbatas.”

Ini juga tidak mencakup perkiraan pensiunan atau anggota keluarga militer, karena banyak dari individu tersebut mungkin juga memiliki “kelayakan terbatas ” untuk perawatan melalui fasilitas perawatan militer.

“Implikasinya adalah bahwa bahkan dalam skenario paling ekstrem yang dapat kami identifikasi  kami memperkirakakn kenaikan pengeluaran perawatan kesehatan sebesar 0,13 persen (US$ 8,4 juta dari $ US6,2 juta),” kata Rand.

Menurut  analisis  Military Times,  pengeluaran total militer Amerika untuk obat-obatan disfungsi ereksi mencapai US$ 84 juta atau sekitar Rp1 triliun  per tahun. Bahkan Pentagon harus menghabiskan US$ 41,6 juta atau sekitar Rp554 miliar per tahun hanya untuk membeli Viagra bagi militernya.

Tetapi biaya medis transgender sebenarnya kecil karena hanya kurang dari sepersepuluh dari harga satu unit jet tempur F-35 atau seperseribu dari 1 persen  anggaran tahunan Pentagon. Sehingga sebenarnya tidak tepat jika Trump menggunakan alasan biaya medis ini untuk melarang transgender bekerja di militer.

Baca juga:

Ada Yang Sanggup? US Army Butuh Bantuan Menghancurkan 15.000 Bom Raksasa