Amerika Serikat melihat peningkatan kegiatan Korea Utara di bagian barat kota Kusong dan menyebut hal ini sebagai sinyal persiapan uji peluru kendali lain dalam beberapa hari ke depan.
Seorang pejabat Amerika yang enggan disebut namanya pada Selasa 26 Juli 2017 mengatakan bahwa selama seminggu terakhir, intelijen melihat peralatan dipindahkan ke Kusong, yang dikhawatirkan sebagai peluncuran peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) atau peluru kendali jarak menengah.
Pada awal bulan ini, Korea Utara mengatakan melakukan uji pertama ICBM dan menguasai teknologi untuk menempatkan hulu ledak nuklir di peluru kendali.
Media pemerintah Pyongyang mengatakan bahwa uji tersebut memastikan hulu ledak melampaui atmosfer, yang menurut ahli mungkin bisa mencapai negara bagian Alaska.
Namun, wakil ketua Kepala Staf Gabungan AS baru-baru ini mengatakan bahwa uji rudal tanggal 4 Juli tidak menunjukkan rudal Korea Utara mampu mencapai dan menyerang Amerika Serikat secara presisi.
Washington Post melaporkan pada hari Selasa bahwa Badan Intelijen Pertahanan (DIA), badan mata-mata di bawah Pentagon, menilai bahwa Korea Utara akan dapat membuat ICBM berkemampuan nuklir tahun depan, lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Menurut dua pejabat AS, beberapa analis lainnya yang mempelajari program rudal Korea Utara tidak setuju dengan penilaian DIA tersebut.
“DIA dan Korea Selatan cenderung melebih-lebihkan perkiraan tentang program militer Korea Utara, dan hal itu dapat dimengerti,” kata salah satu pejabat AS tersebut, yang keduanya sepakat untuk tidak disebutkan namanya.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa Korea Utara telah bergerak lebih jauh dan lebih cepat dalam upayanya mengembangkan ICBM berkemampuan nuklir yang handal, yang dapat dibuat dalam jumlah banyak, tapi masih ada keraguan tentang apakah itu bisa melewati ambang batas dalam setahun,” katanya.
Pejabat AS kedua, yang akrab dengan ilmu tentang ICBM, mengatakan bahwa Korea Utara masih belum mampu menunjukkan kemampuan untuk merancang dan membangun hulu ledak nuklir yang cukup kecil untuk dikirim dengan rudal jarak jauhnya dan yang cukup tangguh untuk bertahan saat kembali masuk ke atmosfer.
Pejabat ketiga, yang juga enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa bahkan jika Pyongyang mengembangkan ICBM dari bagian peluru kendali tua Rusia, akan tetap menjadi ancaman ke Amerika Serikat dan sekutunya, kecuali jika pemimpin Kim Jong-un bunuh diri.
Baca juga:
Uji Nuklir Korea Utara Bisa Picu Letusan Besar Gunung Api Ini