Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk tetap membeli jet tempur Su-35 sebanyak 11 unit. Keputusan itu diambil setelah rapat terbatas membahas kebijakan pengadaan alat utama sistem pertahanan (lutsista) di Kantor Presiden Jakarta, Rabu 26 Juli 2017.
“[Hasil rapat] ya tadi pembelian Sukhoi, finalisasi sudah 11 [sukhoi],” kata Ryamizard di Kompleks Istana sebagaimana dilaporkan Merdeka.com
Menurut Ryamizard, pembelian 11 Sukhoi-35 telah dinegosiasikan sejak dua tahun lalu dengan otoritas Rusia. Namun mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini enggan mengungkapkan berapa nilai pembelian 11 sukhoi tersebut.
Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) sejak dua tahun terakhir menunjukkan minat serius menambah jet tempur Sukhoi buatan Rusia. Sukhoi Su-35 merupakan varian terbaru pengembangan Su-27.
Pesawat super manuver ini memiliki kecepatan hingga 1.400 km per jam di atas laut dan 2.400 km per jam di ketinggian 60 ribu kaki. Harga satu unit SU-35 dibanderol antara US$40 juta hingga US$65 juta atau sekitar Rp505 miliar- Rp 821 miliar).
Sementara perusahaan Rostec Rusia sebelumnya mengatakan kontrak pengiriman Su-35 dengan Indonesia belum ditandatangani. Namun persyaratannya sudah disepakati.
“Kami mengharapkan keputusan pihak Indonesia. Ada peluang yang sangat tinggi. Kami telah menanggapi semua persyaratan yang diajukan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia. Ini memiliki sejumlah prosedur yang terkait dengan perdagangan bilateral. Klarifikasi kami telah diterima dan semua masalah telah disepakati di, “katanya kepada wartawan di sela acara udara MAKS 2017 Selasa 19 Juli 2017.
Kekuatan utama dari Su-35 berada pada sensor mereka. Radar jenis NIIP Tikhomirov Irbis-E diklaim mampu mendeteksi 30 target di udara, 4 objek di darat dengan jarak hingga 400 km.
Pesawat ini dilengkapi 30 mm GSh-30 internal cannon yang mampu menembakkan 150 butir peluru. Terdapat 12 slot yang terdiri dari 2 wingtip rails dan 10 wing dan mampu membawa misil, roket dan bom dengan bobot maksimal 8.000 kg.
Apakah informasi ini akan berlanjut dengan kesepakatan atau kembali bertele-tele seperti sebelumnya? Kita tunggu saja
Baca juga: