Site icon

Nasib KF-X Mulai Dipertanyakan, Korea Selatan Luncurkan Penyelidikan Korupsi

Pejabat Korea Selatan telah membuka penyelidikan terhadap kontrak akuisisi pertahanan untuk pesawat F-35 dan KF-X  yang dilakukan pada era Presiden Park Geun-hye, yang dijatuhi hukuman penjara pada bulan Maret karena menyalahgunakan kekuasaan kantornya, penyuapan, pemaksaan dan kebocoran informasi rahasia.

Korea Times melaporkan Senin 25 Juli 2016 Kepala Defense Acquisition Program Administrator (DAPA) Chang Myoung-jin telah menjadi subjek penyelidikan kasus ini.

Korea Selatan setuju untuk mengakuisisi 40 pesawat  F-35A  pada tanggal 30 September 2014 untuk mengganti armada pesawat F-4 dan F-5 yang telah tua. Salah satu poin kesepakatan adalah Washington akan membangu membangun jet tempur generasi 4++ KF-X dengan teknologi F-35.

KF-X merupakan jet tempur yang dibangun dengan Indonesia yang direncanakan akan membeli setidaknya 40 pesawat ini.

Menurut Korea Times, Lockheed Martin mengatakan akan memberikan empat teknologi utama dari radar tempur F-35 yang yakni radar active electronically scanned array (AESA), infrared searching and tracking,  electronic optics targeting pod, dan  radio frequency jammer sebagai imbal balik dari pengadaan pesawat tempur gabungan generasi kelima dan bukan Boeing F-15SE.

Namun Washington kemudian menolak memberikan teknologi tersebut, dengan alasan kepentingan nasional. DAPA awalnya merekomendasikan untuk membeli pesawat F-15.  Namun sesaat sebelum pengumuman F-35, mantan Petugas Keamanan Nasional dan Menteri Pertahanan Kim Kwan-jin, seorang kepercayaan Park, dilaporkan mengatakan kepada para penasihat “kita perlu membuat keputusan politik.”

Tim investigasi yang terdiri dari lebih dari 100 personil kejaksaan sekarang menafsirkan “keputusan politik” sebagai dorongan dari Park untuk memilih F-35. Tanpa teknologi dari Lockheed, upaya negara untuk mengembangkan dan menempatkan pesawat tempur buatan Korea Selatan pada tahun 2026 telah terhambat secara signifikan. Proyek untuk mengembangkan generasi baru jet juga menerima dana dari pemerintah sekitar US$ 7,6 miliar.

DAPA berjanji untuk menciptakan teknologi di dalam negeri untuk KF-X yang seharusnya mereka dapatkan dari AS.

“Ada sejumlah kecurigaan mengenai keputusan pemerintah Park untuk mengubah pembelian ke jet tempur  dari pesawat Boeing F-15SE menjadi F-35,” kata anggota parlemen Hong Ihk-pyo pada 18 Juli.

Anggota parlemen tersebut juga mempertanyakan kelangsungan program untuk membangun jet generasi 4,5 yang diproduksi di dalam negeri. Jika terbukti ada korupsi, maka program ini bisa terancam untuk dibatalkan.

Baca juga:

AS Larang Ekspor 4 Teknologi untuk KFX, Lockheed Tak Berkutik

 

Exit mobile version