Tes rudal pencegat SM-3 blok IIA milik Raytheon dan Sistem Tempur Aegis Amerika untuk mencegat rudal balistik jarak menengah pada Juni 2017 lalu gagal. Sebuah laporan menyebutkan kegagalan itu karena kecerobohan sepele
Kegagalan rudal pencegat untuk menghantam rudal balistik bukan karena sensor berteknologi tinggi atau kendaraan inframerah mengalami masalah, tetapi karena seseorang menekan tombol yang salah.
Menurut Defense News, kegagalan uji terjadi karena seorang pelaut yang menangani tautan data taktis di dalam Pusat Informasi Pertempuran di kapal USS John Paul Jones yang ditunjuk untuk melakukan tes menekan tombol yang menghasilkan perintah penghancuran diri sendiri.

Ketika rudal meluncur menuju sasarannya, pelaut harus menekan satu dari dua tombol pilihan, yakni apakah rudal yang dicegat memang rudal musuh atau rudal teman sendiri. Pelaut tersebut tanpa sengaja justru menekan tombol “friendly” yang menghasilkan transmisi data-link ke rudal untuk segera menghentikan pencegatannya. Hal itu terjadi hanya dengan meledakkan diri di udara.
Angkatan Laut tidak mengomentari kesalahan yang dilakukan oleh pelaut tersebut dan hanya mengatakan penyelidikan masih berlangsung sehingga banyak rincian mungkin muncul tentang kegagalan tersebut.
Namun berita kesalahan pelaut ini akan memberi kelegaan bagi kontraktor yang terlibat dalam ujian tersebut – terutama Raytheon yang membuat pencegat SM-3. Hal ini juga merupakan berita bagus bagi Amerika dan Jepang yang bekerja sama dalam program ini, karena kesalahan tampaknya sepele tetapi mahal. Tetapi setidaknya tetap lebih murah jika kegagalan disebabkan dikaitkan dengan masalah sistemik utama SM -3 Blok IIA dan teknologinya yang mendasarinya.
Uji coba yang gagal pada bulan Juni adalah tes keempat dari SM-3 Block IIA dan pertama kali ditembak dari kapal. Semua tes lainnya telah berhasil.
Baca juga: