Iran dan Israel adalah dua musuh bebuyutan. Keduanya terus saling mengancam dan perang kata-kata. Kesepakatan P5 + 1 tentang nuklir Iran beberapa waktu silam juga menjadikan Israel geram. Negara Zionis ini merasa terancam karena Iran mendapat kesempatan untuk mengembangkan nuklirnya meski dengan sejumlah syarat dan pengawasan ketat.
Pertanyaan yang kerap muncul kenapa Israel tidak menyerang Iran? Padahal negara ini kerap ugal-ugalan menyerang fasilitas nuklir negara lain. Irak dan Suriah adalah dua korban Israel.
Ada sedikitnya lima alasan kenapa Israel memperlakukan Iran lebih istimewa hingga memilih untuk tidak menyerang fasilitas nuklir Iran.
1. Menunda Sampai Menit Terakhir
Jika Israel akan menyerang fasilitas nuklir Iran, seharusnya sudah dilakukan sejak dulu. Negara ini sangat reaktif terhadap nuklir di wilayah sekitarnya. Sebagai contoh Israel membom fasilitas nuklir Saddam Husein yang hanya terdiri dari sebuah reaktor nuklir saja.
Israel juga menyerang reaktor nuklir tunggal Suriah hanya beberapa bulan setelah menemukan. Padahal IAEA justru tidak tahu tentang lokasi nuklir tersebut.
Tetapi sangat kontras dengan apa yang terjadi di Iran. Fasilitas pengayaan uranium Natanz dan reaktor di Arak sudah diketahui sejak 2002.
Selama lebih dari satu dekade sekarang, Tel Aviv telah menyaksikan program ini terus berkembang menjadi dua fasilitas nuklir beroperasi penuh, yang awalnya hanya reaktor penelitian nuklir.
Selain itu, keengganan Amerika untuk memulai serangan terhadap Iran menjadi pertimbangan penting Israel sehingga memaksa negara ini memilih untuk standby sampai menit terakhir ketika menghadapi apa yang dilihat sebagai ancaman.
2. Membom Berarti Meningkatkan Kemampuan Iran
Serangan udara Israel terhadap fasilitas nuklir Iran justru akan menjadikan semangat dan niat Israel membangun bom semakin tinggi. Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei bisa menggunakan serangan untuk membenarkan bahwa mereka memang harus memiliki senjata nuklir untuk membela diri.
Serangan Israel juga akan memberikan rezim Iran untuk menarik diri dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan mengusir inspektur internasional. Ini tentu saja akan mempersulit Israel sendiri untuk memantau nuklir Iran. Dan dukungan internasional pasti akan berkurang ke Israel jika mereka menyerang Iran dan memberikan lebih banyak sumber daya yang dapat digunakan untuk membangun kembali fasilitas nuklirnya.