Sebuah pesawat tanker Voyager milik Angkatan Udara Inggris atau Royal Air Force (RAF) dan jet tempur F-15 Amerika hampir bertabrakan karena pengontrol penerbangan terganggu oleh panggilan telepon.
Telegraph melaporkan Minggu 23 Juli 2017, pesawat tanker RAF dan dua pesawat tempur F-15 berada dalam jarak sepersepuluh detik sebelum tabrakan di Laut Utara.
Pilot dari RAF Voyager mengklaim bahwa salah satu jet Angkatan Udara Amerika Serikat berada pada jarak 160 kaki atau sekitar 50 meter saat terbang tepat di arah berlawanan saat mereka terbang di 322 mil per jam.
Pesawat F-15 yang terbang pada kecepatan 402 mil per jam begitu dekat sehingga awak kapal bisa merasakan turbulensi saat pesawat tersebut harus melakukan afterburner sebagai upaya terakhir untuk menghindari kecelakaan.
Salah satu pilot kapal tanker tersebut segera melaporkan kejadian tersebut kepada kontrol penerbangan. Sebuah laporan Dewan Airprox Inggris, yang menyelidiki kejadian tersebut menyimpulkan bahwa F-15 terbang “pada jalur konflik ” dengan Voyager.
Tapi laporan itu menyalahkan pengendali lalu lintas udara karena gagal memberikan informasi lalu lintas karena kesalahpahaman antara mereka dan pilot Amerika.
Satu pengendali yang berbasis di Stanwick, Hampshire, mengaku bingung saat F-15 menyatakan bahwa mereka akan terbang di daerah Wash dan menganggapnya sebagai Wash geografis.
Namun awak F15 terbang ke Wash Aerial Tactics Area yang selanjutnya mengarah ke utara ke zona pengisian bahan bakar dimana kapal tanker RAF terbang.
Pengendali udara mengasumsikan pesawat F-15 akan terbang dengan aman ke selatan. Akibatnya, dia menjawab sebuah telepon yang bukan tanggung jawabnya yang akhirnya mengganggu tugasnya.
Laporan tersebut mengatakan bahwa panggilan telepoin tersebut telah meningkatkan beban kerja dan mengakibatkan dia memusatkan perhatian pada telepon bukan pada F-15.
Seorang pengendali lalu lintas udara peserta pelatihan yang juga memantau wilayah udara mengatakan F-15 tiba-tiba berbalik ke arah Voyager dan insiden tersebut “meningkat dengan cepat”, sehingga tidak ada waktu untuk mengirimkan pesan pada tanker tersebut guna menghindari tabrakan.
Insiden tersebut terjadi terjadi pada 5 Januari 2017 di ketinggian 16.000 kaki sekitar sepuluh mil di lepas pantai Norfolk utara setelah pesawat tanker mengisi bahan bakar pada dua Typhoon RAF di udara.
Voyager merupakan pesawat jet dan biasanya membawa delapan awak dan dua pilot terbang ke barat dengan selang sayapnya masih menggantung saat mendapat peringatan tentang dua pesawat yang mendekat.
Penyidik mengatakan mereka “kecewa” bahwa pilot Amerika tidak diberi tahu dalam briefing pra-penerbangan bahwa pengisian bahan bakar sedang berlangsung di daerah di mana mereka akan terbang. Akibatnya, F-15 memasuki area pengisian bahan bakar di lepas pantai Norfolk.
Pilot F-15 menggambarkan ‘afterburner maksimum’ dan mendaki 5.000 kaki menjadi satu-satunya pilihan untuk menghindari tabrakan. Laporan tersebut menggolongkan insiden tersebut sebagai kategori paling serius dalam insiden nyaris tabrakan. “Keberuntungan telah memainkan peran utama dalam menghindari bencana,” tulis laporan tersebut.
Investigasi RAF menemukan pengendali lalu lintas udara tidak secara efektif mencegah F-15 memasuki wilayah udara di sekitar Voyager.