Angkatan Udara Inggris akan meningkatkan kemampuan Eurofighter Typhoons tetapi dengan uang yang lebih murah melalui model dukungan in-service baru untuk tipe multirole.
Dijuluki Typhoon total availability enterprise, atau Tytan, kerja sama baru antara RAF dan mitra industri BAE Systems dan Leonardo selama 10 tahun diharapkan dapat mengurangi biaya operasi per Typhoon sebesar 30-40%. Menurut Direktur Pengelolaan Military & Information Management BAE Systems Chris Boardman penghematan ini setara dengan setidaknya 550 juta poundsterling (US$ 712 juta).
Boardman menambahkan, kerangka kerja Tytan yang diperkenalkan satu tahun lalu di RAF Coningsby di Lincolnshire dan RAF Lossiemouth di Skotlandia, sudah memberikan penghematan, dan menarik minat dari program lain, termasuk F-35 Lockheed Martin. Tujuannya adalah untuk menghasilkan Typhoon yang memiliki biaya operasi per jam setara dengan F-16.
“Anda tidak bisa mengurangi biaya dengan hanya menggunakan sistem yang sama,” kata Boardman. “Kita perlu lebih banyak jika kita ingin maju.”
Prakarsa khusus Inggris yang telah diperkenalkan melalui kontrak Tytan mencakup peningkatan interval antara kegiatan pemeliharaan rutin terjadwal, yang akan meningkatkan ketersediaan pesawat terbang dan mengurangi biaya perbaikan.
Pemeliharaan yang awalnya dijadwalkan setelah setiap 400 jam terbang sebelumnya telah diperpanjang sampai interval 500 jam dan diperkirakan akan diperpanjang lebih lanjut hingga 750 jam.
Saat ini program sedang dalam tahap penilaian lanjutan sebelum diadopsi. Boardman menambahkan hal ini melibatkan industri yang mengambil “lebih banyak risiko dan pertanggungjawaban” pada interval servis dan pemesanan suku cadang yang dibutuhkan. Dia mencatat BAE sebelumnya telah memulai model serupa dengan Royal Saudi Air Force.
“Kami akan mendapatkan penghematan dan investasi agar pesawat tersebut relevan sampai tahun 2040,” kata Boardman sebagaimana dilaporkan Flightglobal Kamis 20 Juli 2017.
Baca juga: