Badan intelijen militer Korea Selatan dan Amerika telah mendeteksi tingkat aktivitas tidak biasa dari kapal selam Korea Utara.
Dua pejabat pertahanan Amerika Serikat mengatakan kepada CNN pada Kamis 20 Juli 2017 bahwa sebuah kapal selam Korea Utara melakukan aktivitas penyebaran yang tidak biasa selama 48 jam terakhir. Kapal selam sepanjang 65 meter itu telah berlayar sejauh 62 mil ke perairan internasional di Laut Jepang lebih jauh dari yang pernah ada sebelumnya.
Amerika mengikuti kapal selam melalui pengintaian dan aktivitas abnormal menyebabkan pasukan Amerika dan Korea Selatan menaikkan tingkat kewaspadaan mereka. Mereka memperkirakan Pyongyang sedang bersiap melakukan uji rudal baru.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Selatan Kamis 20 Juli 2017 mengkonfirmasi tentang kabar ini dengan mengatakan kepada Efe bahwa badan-badan tersebut saat ini sedang berupaya mengumpulkan lebih banyak informasi tentang kegiatan tersebut.
Informasi tersebut muncul setelah pejabat Pentagon menginformasikan kepada Senat Amerika awal pekan ini bahwa rezim Kim Jong-un sedang melakukan pengujian komponen untuk uji coba rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM).
Korea Utara melakukan uji SLBM pertama yang berhasil pada bulan Agustus 2016, saat meluncurkan rudal Pukkuksong-1 di perairan dekat Sinpo, pangkalan utama kapal selam rudal mereka.
Rezim Pyongyang melakukan uji coba rudal balistik terbaru pada tanggal 4 Juli 2017 lalu, ketika untuk pertama kalinya rudal balistik antarbenua, yang diyakini mampu mencapai Alaska.
Armada kapal selam Korea Utara diyakini berjumlah sekitar 70 kapal selam, meskipun mayoritas cukup tua dan kemungkinan tidak dapat menembakkan rudal.
Baca juga:
Mampukah Kapal Selam Korea Utara Menenggelamkan Kapal Induk Amerika?