Angkatan Laut Indonesia saat ini hanya memiliki dua kapal selam tua yakni KRI Cakra dan KRI Nanggala. Indonesia juga telah membeli kapal Kelas Chang Bogo yang sedang dalam proses pembangunan. Apakah jumlah ini sudah bisa mengembalikan kejayaan kekuatan bawah laut Indonesia? jelas belum.
Beberapa waktu lalu sempat muncul kabar Kementerian Pertahanan Indonesia akan membeli 10 lagi kapal selam baru. Kabar mengarah pada Kelas Kilo Rusia, meski kabar itu kemudian hilang tidak ada kabarnya lagi.
Tetapi jika kemudian benar ada 10 kapal selam baru maka mari berandai-andai. Itung-itungan paling realistis jika ditambah 3 Chang Bogo dan 10 kapal selam baru maka akan ada 13 kapal selam dalam layanan ketika seluruh kapal pesanan datang. Kenapa? karena Cakra dan Nanggala kemungkinan sudah harus dipensiun.
Dengan 13 armada, maka kekuatan kapal selam Indonesia akan menjadi yang terkuat di kawasan Asia Tenggara. Jumlah ini juga telah melebihi kekuatan era keemasan kekuatan bawah laut Indonesia. Pada masa lalu, TNI Angkatan Laut memiliki 12 kapal selam dan menjadi Negara yang sangat disegani di kawasan Asia Pasifik. Dengan kata lain, setidaknya butuh sembilan kapal selam lagi untuk Indonesia kembali ke era keemasan itu.
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri lebih dari 17.000 pulau dan wilayah air luas yang menghubungkan antar pulau menjadikan Indonesia salah satu negara maritim yang paling berpengaruh. Hal ini menuntut Indonesia memiliki angkatan laut yang kuat untuk menjaga perbatasannya.
Bukan tugas yang ringan karena Angkatan Laut jelas membutuhkan asset yang kuat, termasuk kapal permukaan dan khususnya lagi kapal selam.
Sayangnya, saat ini Indonesia hanya memiliki dua kapal selam tua untuk menjaga perairan yang sangat luas. Padahal pada masa lalu, kekuatan bawah laut Indonesia sangat disegani oleh banyak negara.