5 Peristiwa Yang Mengubah China Selamanya

5 Peristiwa Yang Mengubah China Selamanya

china 5

Perang Opium (1839-1842, 1856-1860)

Pada awal abad ke-19  Inggris telah menghabiskan sejumlah besar perak untuk membeli sutra China, produk porselen, dan terutama teh. Kata ”tea” yang artinya teh berasal dari ”te” yang juga berarti teh dalam dialek Fujian, dari mana Inggris membeli produk mereka.

Namun, China membeli apapun dari Inggris sehingga menciptakan ketidakseimbangan perdagangan yang serius. Pedagang Inggris cerdik memfasilitasi penggunaan opium, yang tumbuh India dan dikuasai British dan kemudian dijual di China.

Hongkong Shanghai-Banking Corporation, yang sekarang dikenal sebagai HSBC, didirikan untuk memenuhi kebutuhan pedagang Inggris di China. Ini memecahkan masalah perdagangan Inggris, tapi menciptakan krisis kecanduan di China.

Ketika China berusaha untuk menegakkan hukum terhadap opium impor, Inggris menanggapi dengan perang atas nama “perdagangan bebas.” Teknologi militer Inggris yang lebih tinggi menghancurkan China.

Sebagai hasil dari Perang Opium, China, dalam kata-kata seorang diplomat Barat, “diukir seperti melon”. Inggris dan negara Eropa lainnya memaksa China untuk menerima perjanjian yang mengakibatkan China tidak bisa mengatur wilayah sendiri. Pada periode inilah Hong Kong “disewakan” ke Inggris.

Mengapa itu penting? Perang Opium disebut China sekarang sebagai “Abad penghinaan” di tangan kekuatan asing. Seperti orang dewasa yang diganggu di sekolah dasar, China terus dihantui dengan masa lalu dan mendorongnya untuk mengambil apa yang menjadi milik itu.

Panggilan untuk “Free Tibet” mungkin beresonansi seluruh spektrum politik di Amerika Serikat, tetapi China melihat mereka sebagai kekuatan asing yang mencampuri urusan dalam negerinya. Bahkan, China telah berulang kali membadingkan gerakan kemerdekaan Tibet untuk pemisahan dari Konfederasi Serikat, dan bahkan telah menyarankan sebagai seorang Afrika-Amerika, Presiden Obama harus menghargai kebijakan China di Tibet.

Konsekuensi dari kontrol Inggris dari Hong Kong juga terus dirasakan. Meskipun telah kembali ke kontrol China pada tahun 1997, Hong Kong belum mau mengakui dirinya sebagai bagian dari China  hingga memunculkan ketegangan.

3. Pemberontakan Taiping