Penyelidik Angkatan Udara Amerika menemukan bahwa kecelakaan F-35A yang terjadi pada September tahun lalu di Mountain Home Air Force Base, Idaho dipicu mesin yang tidak terkendali. Masalah dimulai karena angin berputar atau tailwinds ketika mesin dinyalakan.
Temuan ini menyimpulkan masalah bukan karenakekurangan dengan pesawat mesin Pratt & Whitney F135.
Menurut sebuah dewan investigasi kecelakaan Angkatan Udara Amerika yang ditandatangani 9 Mei oleh Presiden Dewan dan diperoleh oleh Defense News Rabu 12 Juli 2017, ledakan mesin dimulai setelah tailwinds memaksa udara panas masuk ke dalam inlet listrik yang terintegrasi di jet tersebut.
Rangkaian faktor, seperti torsi yang tidak mencukupi dan kecepatan putaran mesin yang lambat, menyebabkan F-35 terus memasok bahan bakar ke mesinnya pada tingkat lebih tinggi.
“Selama kecelakaan ini, bagaimanapun, api menjadi tidak beraturan karena kenaikan jumlah bahan bakar ditambah saat kecepatan putaran mesin melambat,” kata laporan tersebut.
“Begitu api yang tidak terkendali mulai keluar dari knalpot pesawat terbang, tailwind membawanya dengan cepat di sepanjang permukaan luar jet.” Pilot lolos dari pesawat namun mengalami luka bakar di kepala, leher dan wajahnya.
Layanan ini masih mengevaluasi berapa biaya untuk memperbaiki F-35A yang terlibat dalam kecelakaan yang ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-61 di Pangkalan Angkatan Udara Luke, Arizona, dan terlibat dalam penerbangan pelatihan di Mountain Home saat terjadi kebakaran.
Namun, kerusakan pesawat diperkirakan mencapai minimal US$ 17 juta. Kecelakaan itu sedikit berpengaruh pada pelatihan dan operasi F-35.
Baca juga: